Teori Gender Dalam Psikologi Sosial
Konsep Umum tentang Gender
Sepuluh tahun terakhir kata gender sering
memasuki perbendaharaan pada beberapa diskusi yang dilakukan dan dalam tulisan-tulisan
penelitian. Namun masih terjadi salah pemahaman mengenai konsep gender sendiri,
karena sering disama artikan antara gender dan sex atau jenis kelamin.
Untuk memahami gender kita harus membedakan antara gender dan sex (jenis
kelamin).
Sex (jenis kelamin adalah pembagian dua jenis
kelamin manusia yang ditafsirkan secara biologis yang melekat atau menjadi ciri
khas pada jenis kelamin itu. Jenis kelamin manusia adalah laki-laki dan
perempuan saja. Secara biologis jenis kelamin tidak dapat ditukar satu sama
lain karena setiap jenis kelamin memiliki ciri khas tersendiri.
Misalnya laki-laki
memiliki ‘sperma’ dan perempuan memiliki ‘rahim’. Hal ini bersifat permanen
yang tidak dapat berubah dan merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan
ketentuan Tuhan atau kodrat.
Gender adalah sifat yang melekat pada
kaum laki-laki atau perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun
kultural. Misalnya laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa
sedangkan perempuan dianggap lembut, cantik, dan emosional.
Ciri dari sifat itu
dapat ditukar dan tertukar. Pertukaran itu dapat disebabkan oleh perubahan
waktu atau tingkatan kelas dimasyarakat yang berbeda beda.
Baca Juga: Norma-norma Kelompok Sosial
Konsep Psikologi Sosial tentang Gender
Dalam kajian psikologi; gender
didefinisikan sebagai gambaran sifat, sikap, dan juga perilaku antara laik-laki
dan perempuan. Sedangkan menurut Whitley dan Bernard, gender dapat dibedakan
menjadi dua yaitu maskulin dan feminim.
Sementara menurut Santrock, gender
memiliki peran apa dan bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh setiap individu
sebagai maskulin dan feminim.
Dalam kajian psikologi sosial sendiri,
Bem mengelompokkan 4 klasifikasi tentang gender dalam ruang lingkup psikologi
sosial ini, yaitu: maskulin, feminim, androgini, dan juga tak terbedakan.
Individu yang memiliki gender feminim sudah tentu berbeda dengan individu
dengan gender maskulin dalam realitas kehidupannya.
Misalnya, gender feminim
memiliki karakteristik seperti hangat dalam interpersonal, senang berafiliasi,
sensitif, senang merasa iba, kompromistik, dan sebagainya. Berbeda dengan individu
dengan gender maskulin yang memiliki karakteristik seperti tidak terlalu
hangat, senang dalam kehidupan berkelompok, tidak terlalu responsif dalam hal
berhubungan dengan emosi dan sebagainya.
Teori Pembentukan Gender
Dalam studi gender terdapat beberapa
teori yang berpengaruh terhadap perbedaan dan persamaan peran gender pada
laki-laki dan perempuan. Berikut ini merupakan teori-teori yang menjelaskan
tentang gender (Rahim, 2015):
a) Teori Psikoanalisis atau Identifikasi
Teori ini diperkenalkan oleh Sigmund
Freud (1856-1939). Teori ini menjelaskan bahwa perilaku dan kepribadian
laki-laki dan perempuan sejak awal ditentukan oleh perkembangang seksualitas.
Freud membagi tiga struktur kepribadian dalam teorinya, yaitu: id, ego, dan
superego. Selain itu, ia menyebutkan terdapat lima tingkatan dalam perkembangan
psikoseksual yaitu: oral stage, anal stage, phallic stage, talency stage,
dan genital stage.
Jika teori ini dikaitkan denga studi
gender, perkembangan phallic stage lah yang menjelaskan. Pada phallic
stage yang terjadi pada anak usia 3-6 tahun menunjukkan terdapat perbedaan
perkembangan antara anak laki-laki dan perempuan.
Dan perbedaan inilah yang
melahirkan formasi sosial berdasarkan identitas gender, yakni bersifat
laki-laki dan perempuan.
b) Teori Fungsionalis Struktural
Teori ini menjelaskan bahwa suatu
masyarakat terdiri atas berbagai bagian yang saling mempengaruhi. Sebenarnya
teori ini dibedakan oleh beberapa ahli seperti Hillary M. Lips dan S.A. Shield.
Teori strukturalis lebih condong ke persoalan sosialis, sedangkan teori
fungsionalis lebih condong ke persoalan psikologis.
Namun, menurut Lind L.
Linsey, kedua teori ini mempunyai kesimpulan yang dapat menjelaskan eksistensi
pola relasi gender. Dalam hal gender, pengikut dari teori ini adalah masyarakat
pra industri yang mana masyarakat tersebut terintegrasi di dalam suatu
sistem sosial. Misalnya, laki-laki sebagai pemburu (hunter) dan
perempuan sebagai peramu (gatherer).
c) Teori Konflik
Dalam hal gender, teori ini diidentikkan
dengan teori Karl Marx, karena Karl Marx berpengaruh besar terhadap teori ini.
Teori ini berasumsi bahwa dalam suatu masyarakat terdapat beberapa kelas yang
saling memperebutkan kekuasaan.
Artinya siapa yang memiliki dan menguasai
sumber-sumber produksi dan distribusi merekalah yang memiliki peluang untuk
memainkan peran utama di dalamnya. Dalam hal gender, Marx didampingi oleh
Friedrich Engels, mengemukakan bahwa perbedaan dan ketimpangan antara laki-laki
dan perempuan bukan disebabkan oleh perbedaan biologis, melainkan oleh bagian
dari penindasan dari kelas yang berkuasa dalam relasi produksi yang diterapkan
dalam konsep family.
d) Teori-Teori Feminis
Teori ini berupaya menggugat kemapanan patriarki
dan berbagai bentuk stereotip gender lainnya yang berkembang di masyarakat.
Terdapat tiga kelompok dalam pandangan feminis, yaitu: feminisme liberal,
feminisme sosialis, dan feminisme radikal.
e) Teori Sosio-Biologis
Teori ini dikembangkan oleh Piere Vam den
Berghe, Lionel Tiger, dan Robin Fox, yang menjelaskan bahwa pengukuran jenis
kelamin tercermin dari “biogram” dasar yang diwarisi manusia modern dari
nenek moyang primat dan hominid mereka.
Intensitas keunggulan
laki-laki tidak saja ditentukan oleh faktor biologis dan sosial dalam
menjelaskan relasi gender. Dalam teori ini sepertinya menggabungkan antara teori
nature dan nurture sebagai pembentuk perilaku manusia.
Teori ini
berkembang luas dan dapat diterima banyak pihak, tetapi teori ini lebih
dibesar-besarkan untuk membenarkan politik gender yang bersifat patriarki.
Bahkan Lindsey mensinyalir teori sosio-biologi sering dijadikan alat untuk
melanggengkan sistem patriarki.
Baca Juga: Jenis-jenis dan Ciri-ciri Kelompok Sosial
Karakteristik Peranan Gender
Maskulin
Karakteristik gender maskulin digambarkan
sebagai sosok individu kuat, berani, tegas, independen, bersemangat teguh,
penuh harga diri dan memiliki rasa percaya diri yang merupakan beberapa sikap
pria yang disukai wanita.
Kemungkinan, sifat ini terbentuk dari kebiasaan pada
pekerjaan serta tugas yang beragam dan mengandung tantangan dan polemik. Karakteristik
dari peran gender maskulin adalah sebagai berikut
• Kemampuan memimpin: Aktif, memiliki
kemauan keras, konsisten, bisa memimpin, oplimis, sportif dan pemberani.
• Sifat-sifat yang dimiliki: Melindungi, mandiri,
matang, memiliki rasa percaya diri yang tinggi serta dewasa.
• Rasionalitas: Suka dengan pengalaman
baru, rasional dan tenang dalam keadaan krisis.
Feminim
Karakteristik peran gender Feminim lebih
kepada sikap yang hangat dalam hubungan personal dan lebih senang berafiliasi dengan
orang lain dibandingkan mendominasi.
Gender feminim Iebih sensitif dan tanggap
pada keadaan yang lain, memiliki emosi yang tinggi dalam kondisi psikologis,
lebih berhati-hati sehingga tidak mudah menyinggung orang lain serta senang
menyenangkan orang lain, pemalu dan bersifat royal. Karakteristik gender
feminim adalah sebagai berikut.
• Kasih Sayang: Perhatuan terhadap
keserasian, sering merasa kasihan, penyayang, tulus dan tabah.
• Kelembutan : Hangat memiliki budi
halus, hemat, lembut serta berhati hati
• Feminim: Ramah, memerlukan rasa aman
dan memperhatikan etika dan kerapian.
Androgini
Androgini yang merupakan kombinasi dari
maskulin dan Feminim ini mengartikan adanya sifat maskulin serta feminim yang
sama dalam individu.
Contoh dari karakteristik androgini ini diantaranya adalah
memiliki sifat dominan dan nurtulance, rasional serta pengertian,
asertif, sensitif dalam hubungan interpersonal dan bisa mengintegrasikan sifat
maskulin serta feminim sama baik dalam dirinya di berbagai situasi dan peran
gender lainnya serta macam-macam sifat manusia gabungan lainnya.
Tak Terbedakan
Karakteristik gender tak terbedakan memiliki
maskulinitas dan feminis rendah sehingga terlihat sebagai individu yang
memiliki proporsional rendah jika dibandingkan dengan tiga gender lainnya.
Perbandingan antara Peran Jenis Kelamin, Peran Gender, dan Stereotip Gender
Setelah mengetahui bagaimana konsep
gender dan karakteristik peranan gender, terapat tiga istilah penting dalam
kajian gender maupun isu-isu gender saat ini. Ketiga istilah tersebut antara
lain; peran jenis kelamin (sex role), peran gender (gender role),
dan sterotip gender (gender stereotype) (Herdiansyah, 2016: 11).
Peran jenis kelamin (sex role)
didefinisikan sebagai peran yang disematkan oleh masyarakat atau lingkungan
sosial yang berkaitan dengan peran jenis kelamin secara fisik-biologis,
misalnya seperti hamil, mengandung, dan melahirkan anaka hanya dialami oleh
perempuan dan tidak dialami oleh laki-laki.
Peran gender (gender role)
didefinisikan sebagai peran dalam ruang tertentu atau porsi tertentu bagi
laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan oleh masyarakat, baik secara
sosial maupun kultural.
Artinya setiap jenis kelamin memiliki semacam tuntutan
perannya masing-masing dalam koridor dan ruang tertentu yang disematkan oleh
masyarakat atauoun budaya setempat. Contoh dari peran gender salah satunya
adalah seorang ibu selain sebagai ibu rumah tangga, tetapi ia bekerja sebagai
seorang dosen sama seperti halnya suaminya.
Stereotip gender (gender stereotype)
merupakan kontrol sosial yang bersifat menentukan preferensi sikap maupun
perilaku terhadap kedua gender yang dianggap ideal dan dapat diterima oleh
masyarakat, dan disertai dengan konsekuensi tertenu jika seseorang bersikap
atau berperilaku di luar preferensi tersebut.
Misalnya laki-laki dituntut untuk
menjadi pemimpin, menjadi kepala keluarga, dan melindungi perempuan, namun
apabila hal tersebut tidak dilakukan maka akan menimbulkan kontrol sosial dan
dan prasangka.
Berikut ini merupakan perbandingan antara
peran jenis kelamin, peran gender, dan stereotip gender seperti yang dikemukan
oleh Herdiansyah (2016).
Peran Jenis Kelamin:
- Perempuan: menstruasi, mampu hamil,
melahirkan, dan menyusui.
- Laki-laki: mampu membuahi, memiliki
fisik yang kuat, memiliki kumis, dan janggut.
- Peran jenis kelamin bersifat netral dan
relatif tidak ada tekanan dan kontrol sosial jika tidak sesuai dengan mainstream.
Peran Gender:
- Perempuan: bersifat lemah lembut,
keibuan, sabar, pengertian, empati, mengayomi, tunduk dan patuh pada suami,
serta mampu melayani suami.
- Laki-laki: lebih kuat, lebih tegas,
decision maker, pemimpin, kepala keluarga, mampu melindungi, dan mampu memberi
nafkah.
- Peran gender bersifat tidak netral dan
berada di dua kutub, yaitu positif dan negatif.
Stereotip Gender:
- Perempuan; harus bersifat sabar,
memiliki sifat keibuan, harus sabar, harus memiliki empati, harus mengayomi,
harus tunduk dan patuh kepada suami, serta mampu melayani suami.
- Laki-laki: harus lebih dominan dari
perempuan, harus lebih kuat dan lebih tegas, harus mampu memjadi kepala
keluarga, dan mampu memberi nafkah dengan baik.
- Stereotip gender: bersifat negatif,
menekan, dan mengontrol jika laki-laki dan perempuan tidak berlaku dan bersifat
layaknya laki-laki dan perempuan yang mainstream.
Mantap banget ini teori, jadi bisa memahami karakteristik seseorang.
BalasHapusterutama lawan jenis.
Mantap deh
BalasHapusMemahami Karakter seseorang bisa dengan mudah dengan memahami Teori Gender Dalam Psikologi Sosial,terutama memahami karakter lawan jenis
BalasHapusPeran Gender, merupakan hal kodrati, yang memang berbeda antara wanita dan pria. Tetapi, dalam memahaminya, tidak semudah teori (curhatan bapak2 ni) ahahhaa.
BalasHapusKalo sex (jenis kelamin) memang sudah kodrati mas, tapi untuk peranan gander sebenarnya lingkungan sekitar bisa mempengaruhi juga.
Hapusartikelnya sangat menarik. kita jadi lebih tahu perbedaan apa itu jenis kelamin dan apa itu gender. dan disini dikupas tuntas teori gender...
BalasHapusya sampai ini banyak orang yang masih salah mempersepsikan antara gender sama sex (jenis kelamin), padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
BalasHapussaya suka baca buku psikologi karena ilmunya khusus tentang perilaku seseorang apalagi tentang gaya hidup.. dan jadi tau tentang perilaku setiap jenis kelamin atau gender
BalasHapusDulu saya juga ngiranya gender berarti hanya perbedaan jenis kelamin, ternyata dari segi psikologi sosial, dibedakan lagi dari sifat dan bawaan ya. Lumayan kayak kuliah satu SKS nih, heheh. Makasih atas tulisannya ^^
BalasHapushehehe, kalo aku materi gender ini pas kuliah dibahas selama 2 SKS
HapusSemakin menambah wawasan saya mba. Tapi kadang bagi feminis, sengaja dikotak2an agar mereka memperjuangkan kesetaraan. Padahal menurutku jelas perempuan sudah diberi kedudukan yabg tinggi dalam islam
BalasHapuslumayan nambah wawasanku nih. Pantesan pada waktu milen cyrus, keponakannya ashanty muncul sebagai selebgram, banyak netijen yang ngomong androgini2 gitu. oh ternyata artinya androgini itu ya kombinasi dari maskulin dan Feminim ini mengartikan adanya sifat maskulin serta feminim yang sama dalam individu.
BalasHapusTapi kalau melihat penampilan milen yang sekarang, apakah dia masih androgini?
Salam,
Brillianty
Kalo memakai pengklasifikasian maskulin dan feminin, baik laki-laki maupun perempuan saya rasa memiliki keduanya. Hanya tentu ada yg lebih dominan. Apapun ragam teori tentang gender, semoga saja setiap orang tidak menyalahi kodratnya, sebagai laki-laki atau perempuan seutuhnya. Hehehe. Makasih sharingnya, saya lebih mengerti sekarang.
BalasHapusKarakteristik Peranan Gender secara tidak langsung mengingatkan kita untuk menjadi apa idealnya. Dan memahami poin ini, berarti harus memahami perbedaan karakter pasangan juga. Disitu jelas banget seperti apa karakter laki-laki dan perempuan.
BalasHapusIya,, gender srg dikaitkan dg jenis kelamin pdhl mestinya dg perannya. Menarik yg teori gender menurut feminis, bhw pengaruh konstruksi budaya partriarki amat dominan. Kl sy pegang yg dr Ratna Megawangi, bhw laki² & perempuan sbnrnya punya relasi komplementer, slg melengkapi dan slg mengisi satu sm lain, bkn utk dipertentangkan.
BalasHapusWah ternyata gender itu bukan hanya perbedaaan jenis kelamin ya pria wanita tapi dari segi psokologis dibedakan lagi dari sikap dan pembawaannya ya kak....makasih atas sharingnya kak jadi nambah ilmu lagi nie kak..
BalasHapusLha aku baru tahu kalau karakteristik peranan gender ada empat. Kirain cuma Maskulin dan Feminim aja, ternyata ada Androgini dan Tak Terbedakan
BalasHapusMasih banyak yang menganggap bahwa jenis kelamin sama dengan gender, laki-laki dan perempuan saja. Padahal ya ga se-hitam putih itu kan
BalasHapuswah keren artikelnya,, slama ini gak pernah baca artikel tentang gender, tau ya cewek nih kayak aku, cowok tuh lawan jenisku,, ternyata teori yg mengangkat ttg gender byk bgt. nice
BalasHapusSaya baru tahu Karl Marx jg ngomongin gender. Tp pemikiran Marx ini memang dalem banget. Dia sampai mengkaitkan gender pada kelas2 sosial dan perilaku terhadapnya. Artikel yang sangat informatif
BalasHapussaat ini saya juga sedang mencoba mempelajari tentang psikologi, dengan banyak membaca buku tentang psikologi atau referensi lainnya, seperti halnya ulasan psikologi yang sangat bagus dari bahasan disini, sedikit banyaknya mulai memahami seperti apa gender itu.
BalasHapusMembahas gender itu teryata panjang juga pemaparannya karena menyangkut berbagai aspek. Yah, selama ini orang sering salah paham soal gender dengan jenis kelamin. Di kolom pertanyaan berbahasa Inggris juga pernah saya beroleh pertanyaan soal gender bukannya yang seharusnya.
BalasHapusSenang bisa baca tulisan psikologi ini. Bermanfaat sekali.
Gender lebih ke peran ya. Makanya ada istilah bias gender itu ya. Makasih ulasannya, bermanfaat.
BalasHapusKomplit deh. Thanks artikelnya kak. Jadi tahu teori-teori ttg psikologi
BalasHapusNamun dimasa sekarang makin banyak aja gender-gender yang gak saya ketahui apa itu, namun memang yang benar dari dulu gender cuma ada 2 laki-laki dan wanita
BalasHapus