Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Perbandingan dalam Menilai Kebutuhan

Initentangpsikologi.com - Teori ini dikemukakan oleh Festinger, menurutnya dalam melakukan interaksi sosial dengan orang lain terdapat proses saling mempengaruhi perilaku dan saling bersaing.

Teori Perbandingan dalam Menilai Kebutuhan
Ilustrasi (pexels.com)

Hal ini terjadi karena adanya kebutuhan untuk menilai dirinya sendiri, dan kebutuhan ini sendiri dapat tercapai dengan membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain. Adapun hal yang kerap dibandingkan dalam hubungan ini yaitu pendapat dan kemampuan. 

Perbedaan penting yang harus diperhatikan dalam melakukan perbandingan ini adalah:

Dalam membandingkan kemampuan, seseorang pasti akan termotivasi untuk mengarah pada kemampuan yang lebih baik atau lebih tinggi. Misalnya, si AB dan si DE biasa melakukan lari pagi setiap hari minggu, si AB dapat melakukan lari pagi sepanjang dua kilometer dan si DE hanya sepanjang satu kilometer.

Dalam membandingkan diri mereka, pastinya si DE merasa harus meningkatkan kemampuan dirinya agar setara dengan si AB. Baik si AB maupun si DE tentu tidak terpikirkan sebaliknya, yakni si AB menurunkan kemampuannya agar setara dengan si DE.

Sementara dalam membandingkan pendapat, mereka yang membandingkan sama-sama dapat mendekatkan pendapatnya sendiri dengan pendapat orang lain. 

Contohnya, diadakan suatu rapat. Dalam rapat tersebut, pendapat AB dengan DE berbeda satu sama lain. Dalam hal ini, AB bisa saja mengubah pendapatnya agar dapat mendekati pendapat DE, atau sebaliknya.

Atau bisa juga keduanya sama-sama mengubah pendapatnya hingga saling mendekati. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa perubahan pendapat pada umumnya lebih mudah dilakukan dari pada perubahan kemampuan. 

Bagaimana Perbandingan Dapat Terjadi?

Menurut Festinger, cara seseorang untuk dapat mengetahui benar tidaknya pendapat dia dan mengetahui sejauh mana kemampuannya, maka dia akan menilai pendapat dan kemampuan yang dimilikinya dengan cara membandingkannya dengan pendapat ataupun kemampuannya dengan orang lain.

Ada dua macam situasi dalam menilai kemampuan. Yang pertama yaitu ketika kemampuan seseorang dinilai dilihat dari ukuran yang objektif. Contohnya seperti kasus di atas, seseorang yang dapat melakukan lari pagi dengan jarak yang berbeda-beda.

Sementara situasi kedua yaitu ketika kemampuan seseorang dinilai dari pendapat. Contohnya ada dua orang penyanyi dinilai mana yang lebih bagus suaranya, kemudian penilaian didasarkan pada pendapat orang lain mengenai suara mereka.

Menurut Festinger, orang dalam melakukan penilaian biasanya akan menggunakan sumber-sumber penilaian yang ukurannya objektif (non-sosial). Akan tetapi jika tidak memungkinkan untuk menggunakan ukuran yang objektif, maka orang biasanya akan menggunakan ukuran yang melibatkan orang lain (pendapat atau kemampuan).

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang dalam menilai suatu pendapat maupun kemampuan tidak akan mantap jika tidak ada yang dibandingkan. Dalam menilai pendapat, tidak perlu dilakukan berdasarkan dengan pendapat orang lain jika dapat dilakukan berdasarkan ukuran yang objektif.

 

Penulis: Mega Karina (1707016078)

 

Referensi:

Yuriadi. 2017. Psikologi Komunitas. Malang. AE Publishing.

File.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/M.ARIES/5_Social

Posting Komentar untuk "Teori Perbandingan dalam Menilai Kebutuhan"