Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sumber Pemberdayaan Komunitas

Initentangpsikologi.com - Pemberdayaan bertujuan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah munculnya gangguan-gangguan psikologis.

Sumber Pemberdayaan Komunitas
Ilustrasi (pexels.com/RODNAE Productions)

Pemberdayaan adalah upaya mencegah terbentuknya perasaan tak berdaya dan pasrah pada individu atau kelompok individu yang terkena suatu dampak perubahan lingkungan yang merugikan. Misalnya korban pemerkosaan, penipuan, bencana, dan lain-lain.

Adapun sumber dari pemberdayaan dalam komunitas adalah sebagai berikut.

Social Support (Dukungan Sosial)

Suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya.

Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peranan atau pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti. Seperti dari anggota keluarga, teman, saudara, orang yang di luar konteks tersebut yang sudah dikenal baik oleh individu.

Dukungan sosial juga dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang yang berarti, yang dapat dipercaya untuk membantu, mendorong, menerima, dan menjaga individu tanpa mengharapkan imbalan.

Baca Juga: Gaya Hidup dalam Komunitas

Pentingnya Dukungan Sosial

1. Membuat individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun masa yang akan datang.

2. Lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologis (harga diri, kepercayaan diri, optimisme, tingkat kecemasan yang lebih rendah).

3. Menumbuhkan interpersonal skills (keterampilan interpersonal).

4. Memiliki kemampuan untuk mencapai apa yang diinginkan dan lebih dapat membimbing individu untuk beradaptasi dengan stres dukungan sosial, tidak dengan menciptakan ketergantungan akibat bantuan-bantuan yang diberikan.

Bentuk Dukungan Sosial

Adapun bentuk-bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan sebagai bagian dari pemberdayaan adalah sebagai berikut:

  • Instrumental Aid (Bantuan Instrumental) bantuan fisik (contohnya: tempat tinggal, kursi roda, alat pertukangan, dan lainnya). 
  • Social Emotion Aid (trauma healing). 
  • Information Aid (Pekerjaan). 
  • Keintiman (menemani atau mendampingi setelah mengalami kehilangan). 
  • Keterampilan sosial (mengadakan pelatihan menjahit, pertukangan, perbengkelan, memasak, bahasa, dan lainnya).

Level Dukungan Sosial dalam Psikologi Komunitas

a) Individual

Permasalahan individual dari masalah-masalah komunitas yang membutuhkan pendekatan individu. Contohnya: depresi, kecemasan akibat menderita HIV, penyalahgunaan NAPZA, korban bencana, teror.

Program komunitas untuk memperkuat kemampuan kompetensi atau kemampuan koping individu. Contohnya: caring, emphaty, assertiveness, self acceptance.

b) Mikrosistem (kelompok yang terkecil)

Contoh: Untuk kasus ODHA (orang dengan HIV AIDS) yang bukan akibat perilaku berisiko, butuh dukungan dari keluarga, masyarakat sekitar, jaringan dukungan sosial, group support atau konseling sebaya.

Contoh Korban perkosaan yang tertular HIV: butuh dukungan dari orang terdekat.

c) Organisasi (kelompok yang cukup besar, tapi cenderung tidak formal)

Unit pelayanan kesehatan, organisasi religius, organisasi pelayanan kemanusiaan, organisasi masyarakat seperti teruna.

d) Komunitas (misalnya: Lembaga Swadaya Masyarakat)

e) Makrosistem

Lembaga-lembaga di pemerintah dan lembaga-lembaga independent. Seperti KPI, KPA, KPAN, BNN, Pusat studi, Pusat kebijakan.

Baca Juga: Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Berorganisasi

Perspektif Dukungan dalam Psikologi Komunitas

1. Fokus pada orang atau individu dalam konteks sosial.

2. Membantu terciptanya perubahan. Dalam konteks sosial memperhatikan masalah perumahan, pekerjaan, kemiskinan, anak jalanan, toleransi, dan lainnya.

3. Berusaha bekerjasama dengan warga untuk meningkatkan kompetensi mereka.

Pemberdayaan Komunitas (Community Empowerment)

a. Berupa pendekatan bottom-up: Anggota komunitas terlibat aktif dalam memprakarsai atau melakukan upaya-upaya, dan warga tetap mempertahankan pengaruh atau kontrol utamanya.

b. Usaha-usaha perbaikan (betterment efforts) dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan dalam sebuah komunitas.

c. Dilanjutkan dengan penggalian potensi dari dalam komunitas tersebut untuk digunakan sebagai usaha memecahkan atau memenuhi kekurangan-kekurangan yang ada di dalam komunitas tersebut.

d. Terbentuknya kader lokal.

e. Kontrol tetap berada di komunitas atau warga dampingan, peran profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas hanya sebagai pemberi saran dan masukan.

Bantuan dan Kerjasama dengan pemilik kekuasaan: Pemerintah

a. Bantuan diberikan karena pemerintah beranggapan program yang dimiliki oleh para profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas memiliki tujuan yang sama dengan pemerintah.

b. Bantuan tersebut dapat memudahkan beban kerja pemerintah sehingga terjalin sebuah kerjasama.

c. Bantuan dapat berupa: pendanaan, ruang kantor, perwakilan, akses ke masyarakat, akses ke media, dan lainnya.

Prinsip-prinsip Kerjasama

Dalam peningkatan kerjasama dengan pemerintah, dibutuhkan pengembangan strategi sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan struktur-operasional antara organisasi para pemerhati perubahan dalam komunitas vs pemerintah

Perlu mempertimbangkan efektivitas, terkait kepraktisan, mekanisme, birokrasi dan sebagainya yang terkenal sangat rumit di lembaga pemerintah.

2. Identifikasi keuntungan dan kerugian bekerjasama satu sama lain

Pemerhati perubahan dalam komunitas perlu memperhitungkan perspektif pemerintah tentang keuntungan atau kerugian bekerjasama dengan mereka (diuntungkan, dimanfaatkan, mutualisme).

3. Persepsi

Bagaimana organisasi para pemerhati perubahan dalam komunitas memandang pemerintah? Sama pentingnya adalah bagaimana pemerintah memandang organisasi para pemerhati perubahan dalam komunitas?

Keuntungan-kerugian Kerjasama

Perspektif pemerintah

Keuntungan:

a. Fasilitas yang lebih baik bagi pelayanan pemerintah;

b. Tersedianya lebih banyak informasi dari akar rumput (masyarakat bawah);

c. Interaksi yang lebih banyak kepada sasaran;

d. Meningkatkan efektivitas biaya;

e. Fasilitas uji lapangan untuk teknologi baru;

f. Masukan pelatihan yang tepat diberikan oleh ahli dari para profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas;

g. Memungkinkan koordinasi terhadap aktivitas para profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas memudahkan kontrol secara umum.

Kerugian :

a. Pelayanan pemerintah akan terlihat tidak efektif dengan kehadiran para profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas;

b. Mobilisasi kerja para profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas menciptakan instabilitas sosial (pemerintah jadi manja);

c. Tuntutan untuk pelayanan sosial pemerintah dapat saja berkembang melebihi kemampuan;

d. Akan kesulitan jika program sudah selesai dan tindakan selanjutnya diserahkan pada pemerintah;

e. Para profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas bersaing dengan pemerintah untuk mencari sponsor dana;

f. Melemahnya penugasan dan kredibilitas pemerintah;

g. Para profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas dianggap sebagai penentang atau pengkritik kebijakan pemerintah.

Perspektif profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas

Keuntungan:

a. Melancarkan akses ke akar rumput (masyarakat golongan bawah);

b. Akses kepada fasilitas penelitian dan diskusi dengan para pakar (yang mayoritas duduk di sektor-sektor pemerintahan);

c. Kesempatan untuk menyempurnakan pelayanan pemerintah melalui pelatihan dari dalam komunitas.

Kerugian:

a. Berkembang anggapan para profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas berkarakter pemerintah (perpanjangan tangan pemerintah);

b. Kehilangan otonomi dan kemandirian (diintervensi pemerintah);

c. Pemerintah berpeluang meniru model-ide yang sudah dikembangkan;

d. Kehilangan kredibilitas dipandangan klien (lembaga donor/funding);

e. Pertukaran tugas pelayanan pemerintah kepada para profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas mengekalkan in-efisiensi pemerintah;

f. Pemerintah mengambil keuntungan dari keberhasilan para profesional atau penggiat perubahan dalam komunitas.

 

Penulis: Arfi Subarkah (1707016062)

 

Daftar Pustaka:

Wibowo, Istiqomah, dkk. 2017. Psikologi Komunitas. Depok: LPSP3 UI.

Tobing, David Hizkia, dkk. 2017. Bahan Ajar Pemberdayaan Komunitas. Program studi psikologi: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Posting Komentar untuk "Sumber Pemberdayaan Komunitas"