Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian, Ciri, Syarat dan Bentuk dari Interaksi Sosial


Pada artikel kali ini akan membahas mengenai interaksi sosial, sebagai makhluk sosial tentu manusia tidak bisa lepas dari hubungan atau interaksi dengan yang lainnya. Manusia melakukan hubungan timbal balik dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta mempertahankan eksistensi dalam kehidupan. Interaksi sosial merupakan bentuk dinamika sosial budaya dalam masyarakat.

Dengan interaksi sosial, akan memungkinkan terjadinya perubahan dalam masyarakat dan akan membentuk hal yang baru dan membuat dinamika masyarakat berjalan. Perubahan ini akan terjadi sambung-menyambung dari generasi ke generasi lain.


Interaksi sosial bersifat dinamis. Ini berarti interaksi social selalu berkembang  dan mengikuti perkembangan zaman. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menemukan 3 interaksi sosial yaitu individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.

Pengertian Interaksi Sosial 


Menurut H. Bonner dalam bukunya, Social Psychology yang berbunyi “interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya". 

Menurut Sukamto, Interaksi sosial adalah proses-proses yang assosiatif dan yang disassosiatif.

Menurut Young dan Raymond W. Mack, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan-hubungan antar individu dengan kelompok maupun antar kelompok dengan kelompok.

Jadi, interaksi sosial ialah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. 

Ciri, Syarat dan Bentuk dari Interaksi Sosial



1. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
  • Adanya 2 orang pelaku atau lebih.
  • Adanya hubungan timbal balik antar pelaku.
  • Diawali dengan adanya kontak social baik secara langsung maupun tidak langsung.
  • Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
2. Syarat terjadinya interaksi sosial antara lain

a. Kontak sosial
Kontak Sosial sendiri dapat dikatakan sebagai awal dari terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak saling berinteraksi meskipun tidak saling bersentuhan secara fisik. 

Terdapat tiga bentuk kontak sosial yaitu :
  • Individu dengan individu 
  • Individu dengan kelompok
  • Kelompok dengan kelompok 
Kontak sosial juga dapat berbentuk primer dan sekunder. Kontak sosial primer ialah berhubungan langsung dan kontak sosial sekunder ialah hubungan melalui perantara.

b. Komunikasi 

Komunikasi adalah menafsirkan pikiran dan perilaku orang lain. Pikiran dinyatakan dalam bahasa (percakapan) atau pernyataan, dan perilaku dinyatakan dalam bentuk gerak fisik yang berupa sikap dan tindakan. Dalam komunikasi sering terjadi salah tafsir karena perbedaan bahasa, religi, sejarah, dan kebudayaan. 

3. Bentuk-bentuk interaksi sosial 

a. Asosiatif

Bersifat mengarah pada bentuk penyatuan:


1) Kerjasama adalah suatu usaha bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Soerjono Soekanto, kerja sama terbagi pada :
  • Bergaining, yaitu suatu perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih. 
  • Kooptasi, yaitu suatu rangkaian mengenai penerimaan unsur-unsur yang baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi. 
  • Koalisi, yaitu suatu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama
  • Joint venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, Misal : pengeboran minyak, pertambangan batu bara, dll. 
2) Akomodasi (menurut Soerjono Soekanto), adalah suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan. Bentuk-bentuk akomodasi :
  • Coercion (paksaan) yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan, misalnya perbudakan.
  • Compromise (kompromi) yaitu bentuk akomodasi antara pihak-pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya agar mencapai suatu penyelesaian pada konflik. Misalnya, PKI menerima konsep parlementer dengan mengubur konsep revolusi.
  • Arbitration (arbitrasi) yaitu meminta bantuan pihak ketiga dengan dipilih oleh kedua belah pihak. Contoh, konflik buruh-buruh pengusaha dan badan  perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.
  • Mediation (mediasi) yaitu cara menyelesaikan konflik dengan bantuan pihak ke tiga yang netral.
  • Consiliation (konsiliasi) yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang  berselisih agar mencapai persetujuan bersama. Misalnya partai A membuat persetujuan dengan partai B untuk memenangkan pemilihan presiden.
  • Toleration (toleransi) yaitu penyesuaian pikiran karena ingin menghindari konflik.
  • Statelemate yaitu pihak yang bertentangan mimiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti pada suatu titik karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin untuk maju dan mundur. Contoh goncatan senjata.
  • Adjudication (adjudikasi) yaitu penyesuaian pikiran karena pihak-pihak yang konflik menyelesaikan di depan pengadilan.
Tujuan dari akomodasi adalah:
  • Mengurangi adanya konflik
  • Mencegah konflik menjadi antagonis atau saling menghancurkan
  • Kerjasama antar kelompok sosial
  • Peleburan antar kelompok sosial, misalnya melalui perkawinan
3) Asimilasi adalah percampuran kebudayaan menjadi satu kebudayaan baru. Asimilasi akan muncul jika adanya sebuah kelompok masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda, dan kemudian berinteraksi secara intensif dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sabagai kebudayaan campuran. Tujuan asimilasi adalah kesatuan, persatuan, dan integrasi. 

4) Akulturasi adalah perpaduan dua budaya tanpa menghilangkan salah satu unsur kebudayaan masing-masing. Akulturasi muncul apabila suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatau kebudayaan asing sehingga unsur kebudayaan itu diterima diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.

b. Disosiatif

Interaksi yang mengarah pada bentuk pemisahan yang terbagi dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut: 

1) Persaingan (competition) 
Persaingan adalah bentuk interaksi sosial yang tujuannya untuk mencari keuntungan (dalam bidang bisnis dan ekonomi) dan kekuasaan (dalam bidang politik dan organisasi) [soekanto, 1982:85]. Terdapat beberapa bentuk persaingan dalam kehidupan masyarakat antara lain yaitu :
  • Persaingan ekonomi, bentuk interaksi sosial dalam memenuhi kebutuhan hidup; dalam organisasi bisnis tujuannya untuk memperoleh keuntungan. 
  • Persaingan sosial, bentuk interaksi sosial dalam melayani masyarakat; dalam organisasi sosial tujuannya untuk memperoleh legitimasi dari masyarakat. 
  • Persaingan politik, bentuk interaksi sosial dalam memperoleh kekuasaan; dalam organisasi politik tujuannya untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan. 
  • Persaingan kebudayaan, bentuk interaksi sosial dalam transformasi pola pikir dan perilaku sesuai dengan kebudayaan yang dominan.
2) Kontravensi (contravention) 
Dalam interaksi sosial, contravention dapat berwujud memprotes, membingungkan, memfitnah, menghasut,menghianati, dan lain-lain. Wujud-wujud contravention itu dapat dilihat dalam bidang:
  • Ekonomi, menghianati perjanjian-perjanjian ekonomi, misalnya melakukan embargo, damping. 
  • Sosial, menghasut masyarakat untuk melakukan demo, menghasut buruh untuk mogok.
  • Politik, menghianati kesepakatan politik, membingungkan lawan politik misalnya peristiwa gerakan 30 September 1965, Perjanjian Linggarjati, Perjanjian Renvile. 
  • Budaya, membingungkan pola pikir dan perilaku masyarakat, misalnya “Hari Kesaktian Pancasila” sesuatu yang diada-adakan oleh penguasa politik. 
3) Pertentangan (conflic
Pertentangan ialah bentrokan kepentingan. Konflik berhubungan dengan fisik (materi), sedangkan kontradiksi berhubungan dengan pikiran (ide). Konflik sosial adalah bahan baku perubahan dan perkembangan. Wujud konflik dalam kehidupan sosial antara lain:
  • Ekonomi, terutama di bidang bisnis (ekonomi mikro), konflik terjadi dalam hal perebutan input (sumber-sumber daya) dan pemasaran output (hasil produksi); dalam bidang ekonomi makro, konflik terjadi dalam hal proses pembangunan ekonomi bangsa, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, perdagangan luar negeri, dan peran kapitalis global. 
  • Sosial, terutama dalam pelayanan masyarakat. 
  • Politik, terutama dalam hal perebutan kekuasaan melalui demokrasi, konflik terjadi dalam hal perolehan suara dalam pemilihan umum, dalam hal perebutan kekuasaan melalui revolusi. 
  • Budaya, terutama dalam pendidikan, organisasi pendidikan, dan biaya pendidikan. 





Referensi Buku:
  • Gerungan. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. 
  • Prawironegoro, Darsono dan Dewi Utari. 2017. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Mitra Wacana Media. 
  • Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Soisal (suatu pengantar). Yogyakarta: Andi. 


Posting Komentar untuk "Pengertian, Ciri, Syarat dan Bentuk dari Interaksi Sosial"