Macam-macam Gangguan Perasaan
Ilustrasi (pexels.com) |
Initentangpsikologi.com - Pada artikel ini akan membahas kelanjutan dari pembahasan gangguan
perasaan, disini akan dibahas mengenai Macam-macam gangguan Perasaan. Perasaan merupakan
hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, setiap harinya orang
akan merasakan berbagai perasaan seperti sedih, senang, marah dan lainnya.
Perasaan
tersebut adalah hal yang wajar apabila dialami, tetapi bagaimana jika terjadi
gejala-gejala yang anah dimana perasaan yang dialami tidaklah wajar seperti
orang lainnya, mungkin orang tersebut sedang mengalami gangguan perasaan,
berikut akan dibahas lebih terperinci mengenai hal tersebut:
Macam-macam gangguan perasaan
terbagi menjadi beberapa kelompok,
yaitu:
1. Major Depressive Disorder (MDD)
MDD ditandai dengan kondisi
emosi sedih dan kehilangan kemampuan untuk menikmati aktivitas yang biasa
dilakukan, tanda seseorang mengalami MDD ditandai dengan munculnya minimal 4
(empat) dari gejala di bawah ini :
- Tidur terlalu banyak (10 jam atau lebih) atau terlalu sedikit (sudah tidur, sering terbangun)
- Kekakuan motorik.
- Kehilangan nafsu makan dan berat badan menurun drastis atau sebaliknya, yakni makan berlebihan sehingga berat badan meningkat drastis.
- Kehilangan energi, lemas, tidak bersemangat, tidak tertarik melakukan apapun.
- Merasa tidak berharga.
- Kesulitan untuk berkonsentrasi, berpikir, dan membuat suatu keputusan.
- Muncul pikiran tentang kematian berulang kali atau pikiran untuk bunuh diri.
Gejala-gejala ini muncul hampir sepanjang hari, setiap hari, selama
minimal 2 (dua) minggu dan bukan dikarenakan kehilangan yang wajar, misalnya
karena salah satu anggota keluarga yang sangat berarti meninggal. MDD sering
disebut masyarakat umum dengan istilah depresi.
2. Dysthymic Disorder (Gangguan Distimik/Distimia)
Merupakan gangguan depresi yang kronis. Individu yang didiagnosis
mengalami distimik mengalami kondisi depresif lebih dari separuh waktu dari
minimal 2 (dua) tahun. Jadi, dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, dalam separuh
dari waktu tersebut individu ini mengalami kondisi depresif, minimal mengalami
2 (dua) gejala di bawah ini :
- Kehilangan nafsu makan atau sebaliknya.
- Tidur terlalu banyak/terlalu sedikit.
- Merasa diri tidak berharga.
- Kesulitan berkonsentrasi dan mengambil keputusan.
- Merasa kehilangan harapan.
Gejala tidak tampak jelas lebih dari 2 (dua) bulan. Tidak ada tanda
munculnya gelaja MDD dalam rentang waktu 2 tahun awal gangguan distimik ini. Gejala
yang dialami lebih ringan daripada MDD namun dengan waktu yang lebih lama.
3. Episode manic
Periode ini biasanya muncul secara tiba-tiba, mengumpulkan kekuatan
dalam beberapa hari. Selama satu episode manic orang tersebut mengalami elevasi
atau ekspansi mood yang tiba-tiba dan merasakan kegembiraan, euphoria, atau
optimisme yang tidak biasa.
Orang yang mengalami episode manic ini akan
memperolok orang lain dengan memberikan lelucon yang keterlaluan atau bahkan
cenderung memperlihatkan penilaian yang buruk dan menjadi argumentative, dan
terkadang bertindak afektif. Tak hanya itu orang yang mengalami episode manic
ini umumnya mengalami self-esteem yang meningkat, mulai berkisar dari
self-confidance yang ekstrem hingga delusi total akan kebesaran diri sendiri.
Dalam episode manic terdapat tipe hipomania dimana pada gangguan
ini derajat gangguan yang lebih ringan dari mania. Tipe hipomania ini dapat
ditandai dengan adanya afek yang meninggi atau berubah disertai dengan
aktivitas, menetap selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut, dan
tidak disertai halusinasi.
4. Gangguan Depresi (gangguan Unipolar)
Pembahasan selanjutnya dari Macam-macam Gangguan Perasaan adalah depresei. Depresi merupakan suatu perasaan yang bias muncul dalam berbagai
cara dan mempunyai sejumlah penyebab, tidak memedulikan jenis kelamin dan
pekerjaan, dan bisa menyerang kapanpun dari remaja sampai paruh baya. Dimana
usia paruh baya ini merupakan usia puncak dari depresi.
Pada setiap orang
depresi ini berbeda-beda bentuknya. Kondisi ini bisa disertai dengan kecemasan,
gelisah, dan berbicara gugup atau bisa beralih menjadi periode mania (mood yang
meningkat), berbicara terputus-putus, serta aktivitas kompulsif yang dinamakan
pasien “manic depresif”.
Namun, ada juga yang bersikap apatis dan cenderung
menutupi kekhawatirannya. Penderita sering mengeluh tidak mampu berfikir dengan
jelas, sulit berkonsentrasi, atau membuat keputusan. Dalam proses berjalannya
gangguan depresi, depresi ini merupakan gangguan yang dapat dibagi menjadi tiga
tahap yang dimulai dari gejala yang ringan, sedang hingga berat.
- Depresi ringan
Depresi ringan atau sering dikatakan sebagai depresi minor dimana
seseorang mengalami perasaan melankolis (suasana perasaan yang sedih) yang berlangsung
dalam waktu yang tidak lama dan biasanya dipicu dari sebuah kejadian tragis
yang dialami atau sebuah kejadian yang mengandung ancaman sehingga membuat
kondisi psikisnya tertekan, atau kehilangan sesuatu yang penting dalam
kehidupan si penderita seperti anggota keluarga yang berarti meninggal. Orang
dengan depresi ringan ini setidaknya memiliki 2 dari gejala lainnya dan 2-3
dari gejala utama.
- Depresi sedang
Depresi sedang ini di alami oleh penderita selama kurang 2 minggu,
dan orang dengan depresi sedang ini mengalami kesulitan nyata untuk meneruskan
kegiatan social, pekerjaan dan urusan rumah tangga. Orang dengan depresi sedang
ini setidaknya memiliki 2-3 dari gejala utama dan 3-4 dari gejala lainnya.
- Depresi mayor
Depresi mayor merupakan salah satu gangguan yang prevalensinya
paling tinggi di antara berbagai gangguan, biasanya memiliki seseorang yang
mengalami gangguan ini dicirikan dengan kondisi penderita yang nampak sangat
murung sehingga mempengaruhi berbagai aspek dalam hidupnya seperti tidak adanya
gairah untuk melakukan aktivitas yang biasanya ia lakukan.
Perasaan murung ini
mampu menyedot semangat dan energy serta menyelubungi kehidupan si penderita
seperti asap yang tebal dan menyesakkan dada. Beda halnya dengan depresi minor,
gangguan depresi mayor bisa berlangsung selama 2 minggu bahkan dalam kasus yang
sudah sangat parah dapat berlangsung selama beberapa tahun, jadi gangguan
depresi mayor waktunya lebih lama daripada depresi minor.
Hal ini menyebabkan
penderita akan sangat sulit untuk beradaptasi dengan baik di lingkungannya. Dalam
kasus yang parah, selain waktu dalam mengalami gangguannya lama orang tersebut
akan sering berpikir untuk mengakhiri hidupnya saja misalkan dengan cara bunuh
diri. Orang yang sangat tertekan, mereka akan mengalami dampak hal-hal yang
mengganggu kejiwaan mereka seperti gila, paranoid atau halusinasi pendengaran.
5. Gangguan perubahan mood (bipolar)
Gangguan bipolar merupakan suatu psikosis afektif, ada gangguan
emosi, baik akibat kebiasaan maupun menyembunyikan kecemasan dan perasaan malu.
Pada fase depresi berupa pendiam, memendam perasaan, emosional sensitive. Pada
fase mania perilakunya sangat berlawanan, sangat ekstrovert.
Ilustrasi (pexels.com) |
Adapun gangguan
ini memiliki 2 kategori yakni gangguan bipolar 1 dan gangguan bipolar 2,
gangguan bipolar 1 dapat disimpulkan memiliki gejala yang lebih berat atau
lebih parah dari gangguan bipolar 2.
Orang yang mengalami gangguan bipolar 1
akan mengalami episode manic secara penuh, dimana seseorang mengalami perubahan
mood antara rasa gembira dan depresi dengan diselingi periode antara berupa
mood yang normal.
Sedangkan, gangguan bipolar 2 ini diasosiasikan dengan suatu
bentuk manic yang lebih ringan. Pada gangguan bipolar 2 ini sesorang mengalami
satu atau lebih episode-episode depresi mayor dan paling tidak satu episode
hipomanik.
Baca Juga: Gangguan Suasana Perasaan atau Gangguan Mood
6. Gangguan Siklotimia
Kata siklotimia sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni kata kyklos
yang memiliki arti lingkaran dan kata thymos yang memiliki arti kekuatan.
Dari kata
tersebut dapat disimpulkan bahwa gangguan siklotimik atau siklotimia adalah kekuatan atau emosi
yang bergerak melingkar atau memutar di mana pola dari gejala ini adalah
gangguan perasaan yang terjadi secara berputar yang ditandai dengan gangguan perubahan
mood ringan paling tidak selama 2 tahun (1 tahun untuk anak-anak atau remaja).
Pada gangguan siklotimik anak dan remaja diperlukan periode satu tahun adanya
perputaran gengguan mood. Dan dalam beberapa kasus remaja yang mengalami
siklotimik memungkinkan untuk menjadi gangguan bipolar 1.
Seseorang yang mengalami gangguan ini, akan terjadi pergantian
suasana perasaan antara perasaan senang dan depresi yang bersifat kronis tetapi
tidak sampai pada tingkat keparahan seperti episode manic atau depresi mayor.
Pada
para gangguan siklomatik cenderung berada di salah satu keadaan suasana
perasaan selama bertahun-tahun dengan relative sedikit periode suasana netral
(eutimia). Orang yang mengalami gangguan siklomatik ini secara berganti akan
mengalami gejala-gejala pada keadaan depresi ringan yang umumnya disebut
sebagai mood swing.
7. Kehilangan
Kehilangan adalah keadaan duka cita yang berhubungan dengan
kematian seseorang yang dicintai yang dapat ditemukan dengan gejala yang
karakteristik dari episode depresif berat. Orang dengan kehilangan ini umumnya
dapat dikenali dari gejala-gejala berikut :
- Perasaan sedih
- Insomnia
- Menghilangnya nafsu makan
- Dan di beberapa kasus terjadi penurunan berat badan
- Dan jika pada anak-anak umumnya mereka lebih menarik diri dan terlihat sedih, dan mereka tidak mudah dibujuk untuk melakukan suatu hal meskipun hal tersebut merupakan aktivitas yang mereka sukai.
8. Bunuh Diri
Perilaku bunuh diri sebenarnya tidaklah termasuk kedalam ganggun psikologis, tetapi
sering merupakan ciri dari gangguan psikologis yang mendasari dibalik keinginan untuk bunuh diri,
dan biasanya gangguan perasaan yang menjadi alasan dibalik perilaku
percobaan bunuh diri.
Orang yang terpikirkan untuk mengakhiri hidupnya dengan
cara bunuh diri saat mengalami stress kemungkinan kurang memiliki keterampilan dalam
memecahkan permasalahan yang sedang dialami dan kurang dapat menemukan cara-cara
alternatif untuk melakukan coping stress dengan stressor yang mereka hadapi.
Dalam kaitannya, bunuh diri ini terkait dengan suatu jaringan yang
kompleks dari beberapa faktor. Akan tetapi, dari beberapa kasus terkait dengan
bunuh diri sangat mungkin untuk dilakukan pencegahan jika orang yang terebut
mendapat penanganan guna menyelesaikan masalah yang dialaminya seperti gangguan
depresi, skizofrenia, serta penyalahgunaan alkohol dan zat.
Ilustrasi (pexels.com) |
Demikian artikel mengenai macam-macam gangguan perasaan, jika anda
merasa mengalami beberapa tanda atau gejala yang merujuk pada jenis gangguan
perasaan maka anda harus mencoba mengkonsultasikannya pada sang ahli jika
termasuk dalam gangguan perasaan yang sudah berat. Untuk artikel berikutnya
akan dibahas juga mengenai cara penanganan atau pencegahan yang dapat dilakukan
guna mengatasi gangguan perasaan ini.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat jangan lupa dibagikan di
media sosial anda dengan cara pilih dan klik dibawah ini.
Posting Komentar untuk "Macam-macam Gangguan Perasaan "