Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Emosi dan Stress

Ilustrasi/pexels.com

Emosi merupakan bagian dalam kehidupan kita dan akan selalu memberikan warna-warna dalam kisah keseharian kita. Emosi bisa berupa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci cinta, antusias, bosan, dan lainnya,  sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi pada kita.

Sedangkan stress adalah respon tubuh ketika menghadapi suatu yang dimaknai negatif, misalnya gagal ujian, ditolak pacar, dipecat, meninggalnya seseorang yang sangat berarti, dimarahi guru, dan lainnya. Keduanya kerap kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam melakukan kegiatan setiap hari, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan, karena kondisi kesehatan berpengaruh terhadap proses berkegiatan, emosi dan stress tentunya dapat mempengaruhi kondisi kesehatan kita baik fisik maupun psikis melalui berbagai cara.

Selain itu, emosi dan stress erat kaitannya dengan ilmu psikologi, dimana ilmu ini mempelajari tentang perilaku atau mental manusia. Dalam ilmu psikologi, biopsikologi juga menjadi kajian yang sangat penting karena membahas pendekatan psikologi dari aspek biologi. Sehingga pandangan dan kaitan antara kesehatan badan dengan emosi dan stress dapat diketahui.

Pengertian Emosi

Emosi dapat diartikan sebagai impuls yang muncul akibat dari suatu rangsangan dari dalam maupun dari luar. Kata emosi berasal dari bahasa Prancis yakni Emotion atau dalam bahasa Latin emovere yang memiliki arti keluar. Secara etimologisnya emosi diartikan sebagai “bergerak keluar”. 

Cakupan konsep dari emosi sendiri sangatlah luas dan sangat sulit untuk dispesifikkan lebih terperinci. Emosi merupakan suatu reaksi, bisa berupa reaksi positif maupun negatif sebagai dampak dari rangsangan dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Berikut ini pengertian emosi menurut para ahli:
  • Hathersall berpendapat bahwa emosi adalah kondisi psikologis yang tidak lain berasal dari pengalaman subjektif yang dapat diungkapkan atau dilihat melalui reaksi wajah atau tubuh.
  • James Lange, Emosi adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Lange berpendapat mengenai emosi yakni kondisi ketika seseorang merasakan sedih, merasakan senang, merasa marah, merasa ketakutan dan lainnya.
  • Prez, merupakan seorang EQ organizasional consultant dan juga pengajar. Prezz berpendapat bahwa emosi adalah suatu respon yang dilakukan oleh tubuh dalam menghadapi sesuatu. Sifat dan intensitas emosi sangat berhubungan dengan aktivitas kognitif sebagai hasil dari persepsi terhadap sebuah situasi.

Emosi pada individu dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
  1. Emosi sensoris dapat diartikan sebagai suatu respon emosi yang disebabkan dari faktor-faktor eksternal (faktor luar) seperti dingin, panas, dan lainnya.
  2. Emosi psikis dapat diartikan sebagai emosi yang memiliki hubungan dengan kondisi psikis atau kejiwaan seseorang perasaan intelektual yang berhubungan dengan perasaan benar atau perasaan mengenai hubungan dengan orang lain baik itu perorangan maupun dalam kelompok.

Pengertian Stress

Dalam pengertian umum, stress adalah suatu tekanan atau sesuatu yang terasa menekan dalam diri individu. Sesuatu tersebut dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan yang dinginkan oleh individu, baik keinginan yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah.

Salah satu ahli yaitu McGrath mengatakan mengenai stress yakni "stres itu akan muncul pada seseorang jika ia mengalami ketidakseimbangan atau kegagalan dalam memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Akan tetapi, tidak semua orang dalam keadaan ketidakseimbangan antara harapan atau kenyataan tersebut dapat menjadikannya mengalami stres".


Jenis Stress

1.  Stress baik (eustress)

Yaitu segala situasi dan kondisi apapun yang menurut anda dapat memotivasi atau memberikan inspirasi. Contoh dari eustress seperti sebuah promosi jabatan atau ia harus mengambil cuti tetapi tetap mendapat bayaran atau upah. Contoh yang lain yakni stres ketika akan menghadapi suatu kejadian penting dalam hidupnya seperti pernikahan.

2.  Stress buruk (distress)

Yaitu segala situasi dan kondisi yang dapat membuat anda merasakan marah, tegang, bingung, cemas, merasa bersalah, atau kewalahan. Stres buruk (distress) dibagi menjadi dua bentuk yaitu: stres akut dan stres pasca trauma.

Pengaruh Emosi dan Stress Terhadap Kesehatan

Emosi dan stress dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Taylor (1986) telah menjelaskan empat jalur yang berbeda : jalur langsung, jalur interaktif, jalur perilaku sehat, dan jalur perilaku sakit, adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Jalur langsung

Respon fisiologis yang dialami tubuh saat menghadapi suatu stresor mungkin memiliki efek negatif dan langsung pada kesehatan fisik jika respon ini dipertahankan secara kronis.  Rangsangan berlebihan (overarousal) jangka panjang sistem simpatis atau sistem korteks adrenal dapat menyebabkan kerusakan pada arteri dan sistem organ.  Stress juga memiliki efek langsung pada kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.

Baca Juga: Cara Menangani Stres yang Benar dengan Menggunakan Metode Coping Stress

b. Jalur interaktif

Seperti yang telah kita ketahui, tidak semua orang yang terpapar dengan situasi stres akan menjadi sakit.  Juga, tidak semua orang dengan sifat kepribadian maladaptif (tidak mampu mengekspresikan kemarahan) mengalami penyakit fisik atau psikologis. Terdapat cukup banyak bukti bahwa penyalit akan muncul hanya jika situasi stress dan kepribadian berinteraksi satu sama lain, atau dengan kerentanan biologis yang telah ada sebelumnya.

Tipe model interaktif ini sering dinamakan sebagai model kerentanan stress, atau model diatesis stress. Diatesis adalah kerentanan atau predisposisi terhadap suatu penyakit. Kerentanan menjadikan individu peka terhadap gangguan tertentu, tetapi hanya terjadi jika ia menemukan stres sehingga gangguan benar-benar berkembang.

c. Jalur perilaku tidak sehat

Jika kita merasa stress, kita sering kali tidak memperhatikan diri kita sendiri secara baik.  Siswa yang mengikuti ujian begadang sepanjang malam, sering kali selama beberapa malam secara berturut-turut. 

Mereka mungkin lupa makan, dan hanya mengudap junk-food. Banyak pria yang istrinya meninggal tidak tahu bagaimana memasak untuk diri sendiri, dan dengan demikian mungkin sedikit makan atau malahan tidak makan sama sekali. Di dalam dukacitanya sebagian pria meningkatkan konsumsi alkohol dan merokok. 

Orang dalam stress mungkin tidak melakukan kebiasaan olahraga normalnya. Masing-masing dari perilaku tidak sehat itu mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan penyakit dan fungsi umumnya, dan berperan dalam perkembangan penyakit. Jadi, stress dapat secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan dengan menurunkan perilaku kesehatan positif dan meningkatkan perilaku negatif.