Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pertumbuhan dan Perkembangan

Initentangpsikologi.com - Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan sejajar dan berdampingan. Jadi, proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.

Pertumbuhan dan Perkembangan
Ilustrasi

Setiap makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya apa yang terjadi pada diri kita, bagaimana perbedaan diri kita ketika masih bayi dengan diri kita sekarang (remaja, dewasa, dan tua).

Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh pada suatu organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semula).

Dalam pengertian lebih sempit, pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif (dapat dihitung dengan angka), di mana suatu organisme yang dulunya kecil menjadi lebih besar seiring dengan berjalannya waktu.

Contohnya:

Batang tumbuhan yang sebelumnya 2 cm, setelah terjadi pertumbuhan menjadi 5 cm. Bayi yang baru lahir ukuran berat badannya 3 kg. Setelah terjadi pertumbuhan, berat badan dapat mencapai 10 kg atau lebih.

Baca Juga: Perkembangan Fisik dan Psikis pada Masa Remaja

Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan juga disebut sebagai proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat digambarkan dengan angka, lebih dilihat dari segi fungsionalnya) untuk menjadi makhluk yang sempurna seutuhnya.

Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele “perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.

Contohnya:

Pada tumbuhan perkembangan ditandai dengan munculnya bunga atau buah. Pada hewan dan manusia ditandai dengan kematangan organ reproduksi sehingga siap untuk menghasilkan keturunan.  

Perkembangan juga menyebabkan perkembangan psikis dari usia bayi, anak-anak, dan menjadi dewasa.

Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan Perkembangan
Ilustrasi

Cara Mengukur

Pertumbuhan bersifat kuantitatif, artinya pertumbuhan dapat digambarkan dengan ukuran atau bilangan, misalnya pertumbuhan panjang 5 cm, pertumbuhan berat badan sebanyak 4 kg, dan lain sebagainya.

Sedangkan perkembangan bersifat kualitatif, artinya perkembangan tidak dapat digambarkan dengan bilangan. Misalnya kemampuan cara berpikir, kemampuan berbicara terbata-bata hingga akhirnya bisa lancar.

Keterlihatan

Pertumbuhan dapat diidentifikasi secara fisik dari kenampakan luar, sedangkan perkembangan hanya dapat diidentifikasi secara fisiologis dari kenampakan dalam. Mengukur pertumbuhan dapat dengan mudah dilakukan karena dapat langsung dilihat dengan mata, sedangkan mengukur perkembangan lebih rumit dan kompleks.

Baca Juga: Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Sosial pada Anak

Keterbatasan

Pertumbuhan merupakan proses yang dibatasi oleh waktu atau usia, contohnya pertumbuhan dalam proses pembentukan tulang yang terhenti pada usia 30-35 tahun, sedangkan perkembangan adalah proses yang tidak terbatas waktu. Perkembangan berlangsung terus menerus seiring bertambahnya usia dan hanya akan terhenti karena kematian.

Keterulangan

Pertumbuhan bersifat irreversible, artinya tidak dapat kembali terulang melalui suatu siklus. Sedangkan perkembangan bersifat reversible, artinya ia dapat kembali terulang sesuai dengan siklusnya.

Faktor yang memengaruhi

Pertumbuhan diperoleh lewat pembelahan sel melalui meiosis dan mitosis, sedangkan perkembangan diperoleh lewat pengalaman dari makhluk hidup yang menjalaninya.

Meski dalam hal ini perbedaan pertumbuhan dan perkembangan terlihat sangat jelas, akan tetapi keduanya tetap dipengaruhi oleh faktor yang sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain: genetik, hormon, dan lingkungan sekitar.

Baca Juga: 7 Aspek yang Memengaruhi Perkembangan Psikososial pada Masa Anak

Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan

Pertumbuhan dan Perkembangan
Ilustrasi

Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak, prinsip tersebut adalah:

a. Adanya perubahan

Manusia tidak pernah dalam keadaan statis, ia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai dari keadaan pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.

Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu: perubahan ukuran, perubahan fisik yang meliputi; tinggi, berat, organ dalam tubuh. Perubahan mental, perubahan mental meliputi; memori, penalaran, persepsi, dan imajinasi. 

Perubahan proporsi, misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak. Hilangnya ciri lama, misalnya ciri egosentrisme (bagaimana seoarang anak ketika menginginkan sesuatu harus terpenuhi) yang hilang dengan sendirinya berganti dengan sikap prososial.

b. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya

Lingkungan tempat anak menghabiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan memengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya.  

Terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini:

1. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembangan anak.

2. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ini tentunya akan berpengaruh sepanjang hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak.

3. Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah.

4. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorang anak untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.

Baca Juga: Manfaat Bermain Bagi Perkembangan Anak

c. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu. Seperti misalnya dalam fungsi filogenetik yaitu merangkak, duduk, kemudian berjalan.

Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak-anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan.

Hubungan antara kematangan dan hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula sebaliknya.

d. Pola perkembangan dapat diramalkan

Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala sampai ke kaki. Ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir di bagian kaki.

Hukum yang kedua yaitu proxmodistal, yaitu perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Misalnya, kemampuan menggerakan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh keterampilan menggerakan lengan terlebih dahulu.

Baca Juga: Teori Klasik Mengenai Kegiatan Bermain

e. Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan

Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari suatu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat.

Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangannya. Pada anak yang kecerdasannya di atas rata-rata dan di bawah rata-rata akan mengikuti urutan perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun mungkin ada perbedaan dari segi waktu.

Mereka yang pandai cenderung lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan dengan yang memiliki kecerdasan rata-rata, sedangkan anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata cenderung akan berkembang lebih lambat.

Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan yang lebih khusus. Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan permainan dengan benar menggunakan jari-jarinya.

Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak akan merespons ketakutan secara umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merespons ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.

Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat dan kadang cepat. Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu.

Seperti imajinasi kreatif, akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.

Baca Juga: Prinsip-prinsip Perkembangan yang Terjadi pada Anak

f. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan

Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan anak lain dapat bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain dapat terjadi penyimpangan.

Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak.

Misalnya perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan kegiatan intelektual atau tidak, dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau tidak.

Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya.

Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian pula pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan.

Baca Juga: Metode Pembelajaran Behavioral

g. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial

Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain dari lingkungan anak itu sendiri.

Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tetapi datar, artinya tidak ada peningkatan perkembangan, dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.

Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh (orang tua, guru, suster, dan lainnya) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.

Pendapat lain menyatakan bahwa prinip-prinsip perkembangan individu, yaitu:

1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.

2. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.

3. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.

4. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.

5. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.

6. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.

Baca Juga: Manfaat Bermain Terhadap Perkembangan Anak Menurut Psikoanalisa

Pola Perkembangan dan Pertumbuhan

Pertumbuhan dan Perkembangan
Ilustrasi

Pola pertumbuhan dan perkembangan merupakan peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada individu. Berikut adalah beberapa pola dari perkembangan dan pertumbuhan.

1. Pola perkembangan fisik yang terarah

Terdiri dari dua prinsip yaitu cephalcaudal dan proximal distal (Wong, 1995).

  • Cephalcaudal

Merupakan pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembanglah kemampuan untuk menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan ke bagian ekstremitas bawah lengan tangan dan kaki.

  • Proximal distal

Merupakan pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat/sumbu tengah, seperti menggerakan bahu dahulu baru kemudian menggerakan jari-jari.

2. Pola perkembangan dari umum ke khusus

Yaitu pola-pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakan daerah yang lebih umum (sederhana) dahulu baru kemudian daerah yang lebih kompleks. Misalnya malembaikan tangan kemudian memainkan jari.

3. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latian belajar

Pola ini mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi secara dini perkembangan selanjutnya. Pada masa ini dibagi menjadi lima tahap yaitu:

1. Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat pada alat dan jaringan tubuh.

2. Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim dan hampir sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan.

3. Masa bayi, terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang memengaruhinya dan mempunyai banyak kemampuan untuk melindungi dan meghindari dari hal yang mengancam dirinya.

4. Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan.

5. Masa remaja, terjadi perubahan menuju arah dewasa sehingga kematangan pada tanda-tanda pubertas. Terdapat saat yang siap untuk menerima sesuatu dari luar untuk mencapai proses kematangan dan kematangan yang dicapainya dapat disempurnakan melalui rangsangan yang tepat. Masa ini merupakan masa kritis yang harus dirangsang agar mencapai perkembangan selanjutnya melalui proses belajar.

Baca Juga: Perkembangan Fisik dan Psikis pada Masa Remaja

Tahap atau Periode Perkembangan

Pertumbuhan dan Perkembangan
Ilustrasi

  • Periode Pranatal

Sebagian besar perkembangan yang terjadi sebelum kelahiran telah diselidiki oleh para fisiolog dan profesi medis, dan hasil-hasil penelitian ini secara luas dipinjam para ahli psikologi perkembangan

Sumbangan mereka sebagian besar melengkapi data fisiologis dan data fisik dengan bukti tentang pengaruh keadaan psikologis pada pola perkembangan dan pengaruh jangka panjang dari sikap orang-orang yang berarti.

Meskipun kenyataan bahwa periode perkembangan pertama dalam rentang kehidupan ini merupakan periode yang singkat dibanding periode perkembangan lainnya, namun dalam banyak hal periode ini penting atau bahkan yang terpenting dari semua periode. 

Periode pranatal ini, yang mulai pada saat pembuahan dan berakhir pada kelahiran, kurang lebih panjangnya 270 sampai 280 hari atau sembilan bulan.

Baca Juga: Pahami Penyebab Stunting Agar dapat Dicegah Sedini Mungkin

  • Masa Bayi Baru Lahir

Tahap atau Periode Perkembangan
Ilustrasi

Masa bayi neonatal (bayi baru lahir) menurut kamus yang baku, merupakan permulaan atau periode awal keberadaan sebagai individu dan bukan sebagai parasit di dalam tubuh ibu. Masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu. 

Periode yang tersingkat dari semua periode perkembangan yang ada. Periode ini adalah saat di mana janin harus menyesuaikan dengan kehidupan di luar rahim ibu, di mana sebelumnya ia telah hidup di dalam rahim selama kurang lebih sembilan bulan.

Menurut kriteria medis, penyesuaian ini akan berakhir pada saat tali pusar lepas dari pusarnya. Menurut kriteria fisiologis berakhir pada saat bayi gemuk kembali setelah kehilangan berat badan sesudah dilahirkan. Menurut kriteria psikologis berakhir pada saat bayi mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan perkembangan perilaku. 

Sekalipun pada umumnya bayi menyelesaikan penyesuaian ini dalam dua minggu atau sedikit lebih cepat, tetapi bagi bayi yang sulit lahir atau yang lahir sebelum waktunya (lahir prematur) memerlukan waktu penyesuaian yang lebih lama.

  • Masa Bayi

Tahap atau Periode Perkembangan
Ilustrasi

Masa bayi berlangsung di dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Meskipun masa bayi sering dianggap sebagai masa bayi baru lahir, tetapi label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode pascanatal yang ditandai dengan keadaan sangat tidak berdaya. 

Selama beberapa bulan masa bayi, keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-angsur agak menurun. Akan tetapi tidak berarti bahwa keadaan tidak berdaya secara cepat menghilang dan bayi menjadi mandiri, melainkan setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan bayi semakin mampu mandiri sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua, ia menjadi seorang manusia yang berbeda dengan awal masa bayi.

Meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-tahun awal dianggap sebagai masa dasar. Namun masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk. 

Minat ilmiah terhadap pentingnya dasar ini pertama kali muncul dari karya Sigmund Freud, yang mempertahankan pendapatnya bahwa penyesuaian diri yang kurang baik di masa dewasa berpangkal pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak yang kurang baik.

Baca Juga: Manfaat Humor pada Bayi dan Balita

  • Awal Masa Kanak-Kanak

Tahap atau Periode Perkembangan
Ilustrasi

Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan (saat di mana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain). 

Bagi kebanyakan anak (young children) masa kanak-kanak seringkali dianggap tidak ada akhirnya sewaktu mereka tidak sabar menunggu saat yang didambakan yakni pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi melainkan "orang dewasa". 

Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira 13 tahun untuk perempuan dan 14 tahun untuk laki-laki. Setelah anak matang secara seksual, maka ia disebut remaja.

Selama periode yang panjang ini (secara kasar sebelas tahun wanita dan dua belas tahun pria) terjadilah sejumlah perubahan yang mencolok baik secara fisik maupun psikologis. Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak harus di bagi lagi menjadi dua periode yang berbeda (awal dan akhir masa kanak-kanak). 

Periode awal berlangsung dari umur dua sampai enam tahun dan periode akhir dari enam sampai tiba saatnya anak matang secara seksual. Dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi (usia di mana ketergantungan secara praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian) dan berakhir di sekitar usia masuk sekolah dasar.

Baca Juga: Peran Lingkungan dalam Kegiatan Bermain Anak

  • Akhir Masa Kanak-Kanak

Tahap atau Periode Perkembangan
Ilustrasi

Akhir masa kanak-kanak (late childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, akhir masa kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang sangat memengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.

Permulaan akhir masa kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar, hal yang wajib untuk anak berusia enam tahun di Amerika. Bagi sebagian anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupan anak, juga bagi anak yang telah pernah mengalami situasi prasekolah selama setahun. 

Sementara menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan baru dari kelas satu, kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak seimbang; anak mengalami gangguan emosional sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku.

Selama setahun-dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini dan anak mempersiapkan diri, secara fisik dan psikologis, untuk memasuki masa remaja. 

Perubahan fisik yang terjadi menjelang berakhirnya masa kanak-kanak menimbulkan keadaan ketidakseimbangan di mana pola kehidupan yang sudah terbiasa menjadi terganggu dan anak selama beberapa saat merasa terganggu sampai tercapainya penyesuaian diri terhadap perubahan ini. 

Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat secara tepat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual (yaitu kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja) timbulnya tidak selalu pada usia yang sama bagi setiap individu.

Baca Juga: Perkembangan Fisik dan Psikis pada Masa Remaja

  • Masa Pubertas

Tahap atau Periode Perkembangan
Ilustrasi

Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti diterangkan oleh Root: 

“masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan di mana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapainya kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis”.

Sebagian besar orang-orang primitif selama berabad-abad mengenal masa puber sebagai masa yang penting dalam rentang kehidupan setiap orang. Mereka sudah terbiasa mengamati berbagai macam upacara sehubungan dengan kenyataan bahwa dengan terjadinya perubahan-perubahan tubuh, anak yang melangkah dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. 

Setelah berhasil melampaui ujian-ujian yang merupakan bagian penting dari semua upacara pubertas, anak laki-laki dan anak perempuan memperoleh hak dan keistimewaan sebagai orang dewasa dan diharap memikul tanggung jawab yang mengiringi status dewasa.

Di antara orang-orang Yunani kuno, masa pubertas dikenal sebagai saat terjadinya perubahan-perubahan fisik dan perilaku. Aristoteles menulis di dalam Historia Animalium:

“sebagian besar pria mulai memproduksi sperma setelah usia 14 tahun. Pada saat yang sama rambut kemaluan mulai tumbuh..... Pada saat yang sama payudara wanita mulai membesar dan haid mulai mengalir, cairan haid menyerupai darah segar..... Pada umumnya haid terjadi bilamana payudara sudah tumbuh setinggi dua jari.”

Yang lebih penting adalah penekanan Aristoteles pada perubahan-perubahan perilaku. Ia menguraikan bahwa anak perempuan yang sedang puber mudah marah, penuh gairah, sangat aktif, dan selalu memerlukan pengawasan karena berkambangnya dorongan-dorongan seksual.

Baca Juga: Kondisi Psikologis Ibu yang Hamil di Luar Nikah

  • Masa Remaja

Tahap atau Periode Perkembangan
Ilustrasi

Istilah adolescence atau remaja, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan:

“Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak... Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber... Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok... Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.”

Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Namun, penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja tidak hanya menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi lebih cepat pada masa awal remaja daripada tahap akhir masa remaja.

Akan tetapi juga menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda dengan pada akhir masa remaja. Dengan demikian secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu awal masa dan akhir masa remaja.

Garis pemisah antara awal masa dan akhir masa remaja terletak kira-kira di sekitar usia tujuh belas tahun; usia saat di mana rata-rata setiap remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Ketika remaja duduk di kelas akhir, biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan berada di ambang peratasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa, melanjutkan ke pendidikan tinggi, atau menerima pelatihan kerja tertentu. 

Status di sekolah juga membuat remaja sadar akan tanggung jawab yang sebelumnya belum pernah terpikirkan. Kesadaran akan status formal yang baru, baik di rumah maupun di sekolah, mendorong sebagian remaja untuk berperilaku lebih matang.

Karena rata-rata laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan, maka laki-laki mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat, meskipun pada usia delapan belas tahun ia sudah dianggap dewasa, seperti halnya anak perempuan. Akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang matang untuk usianya dibandingkan dengan perempuan. 

Namun, dengan adanya status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya seorang laki-laki cepat menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan perilaku remaja yang lebih muda.

Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat.

Baca Juga: Teori Kepribadian Gordon Allport

  • Masa Dewasa Dini

Tahap atau Periode Perkembangan
Ilustrasi

Setiap kebudayaan membuat perbedaan usia kapan seseorang mencapai status dewasa secara resmi. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas sudah selesai atau hampir selesai dan apabila organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi. 

Belum lama ini, dalam kebudayaan Amerika seorang anak belum resmi dianggap dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sekarang, usia 18 tahun merupakan usia di mana seseorang dianggap dewasa secara sah. Dengan meningkatnya taraf lamanya hidup atau panjangnya usia rata-rata orang maka masa dewasa sekarang mencakup waktu yang paling lama dalam rentang hidup.

Selama masa dewasa yang panjang ini, perubahan-perubahan fisik dan psikologis terjadi pada waktu-waktu yang dapat diramalkan seperti masa kanak-kanak dan masa remaja, yang juga mencakup periode cukup lama (saat terjadinya perubahan-perubahan fisik dan psikologis tertentu, masa dewasa biasanya dibagi berdasarkan periode yang menunjuk) pada perubahan-perubahan tersebut, bersama dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan tekanan-tekanan berdaya serta harapan-harapan yang timbul akibat perubahan-perubahan tersebut.

Baca Juga: Pribadi yang Sehat Menurut Gordon Allport

  • Masa Dewasa Madya

Tahap atau Periode Perkembangan
Ilustrasi

Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. 

Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini banyak yang mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun garis batas tradisionalnya masih nampak.

Meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pada usia 60 tahun sengaja ataupun tidak sengaja membuat usia 60 tahun dianggap sebagai garis batas antara usia madya dengan usia lanjut, jadi batasnya bukan usia 65 tahun.

Oleh karena usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi-bagi ke dalam dua sub bagian, yaitu: usia madya dini yang membentang dari usia 40 sampai 50 tahun dan usia madya lanjut yang membentang antara usia 50 sampai 60 tahun. Selama usia madya lanjut, perubahan fisik dan psikologis yang pertama kali mulai selama 40-an awal menjadi lebih kelihatan.

Seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan berbeda, menurut tahap di mana perubahan fisik yang membedakan usia madya dari masa dewasa dini pada satu batas, dan usia lanjut di batas lainnya. Menurut pepatah kuno, seperti halnya buah apel, matangnya pun tidak pada bulan oktober. Demikian juga halnya dengan manusia.

Baca Juga: Ciri-ciri Fisik dan Psikologis Sindrom Menopause dan Sindrom Klimakterik

  • Masa Dewasa Lanjut (Lansia)

Tahap atau Periode Perkembangan
Ilustrasi

Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya yang terdahulu. Ia sering melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh penyesalan, dan cenderung ingin hidup mencoba mengabaikan masa depan sedapat mungkin.

Usia 60 biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut. Akan tetapi orang sering menyadari bahwa usia kronologis merupakan kriteria yang bagus dalam menandai pemulaan usia lanjut karena terdapat perbedaan tertentu di antara individu-individu dalam usia pada saat mana usia lanjut mereka mulai.

Karena kondisi kehidupan dan perawatan yang lebih baik, kebanyakan pria dan wanita zaman sekarang tidak menunjukkan tanda-tanda ketuaan mental dan fisiknya sampai awal 70 tahun. Karena alasan tersebut, ada kecenderungan yang meningkat untuk menggunakkan usia 65 sebagai usia pensiun dalam berbagai urusan, sebagai tanda mulainya usia lanjut.

Tahap berakhir dalam rentang kehidupan sering dibagi menjadi usia lanjut dini, yang berkisar antara usia 60 sampai 70 tahun dan usia lanjut akhir yang mulai pada usia 70 tahun sampai akhir kehidupan seseorang. 

Orang dalam usia 60-an biasanya digolongkan dalam usia tua, yang berarti antara sedikit lebih tua atau setelah usia madya dan usia lanjut setelah mereka mencapai usia 70 tahun, yang menurut standar beberapa kamus berarti makin lanjut usia seseorang dalam periode hidupnya dan telah kehilangan kejayaan masa mudanya.


Penulis: Arfi Subarkah (1707016062)

Posting Komentar untuk "Pertumbuhan dan Perkembangan"