Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Psikologi Komunitas: Sejarah, Pengertian, Tujuan, Strategi dan Model Intervensi

Sejarah Psikologi Komunitas

Psikologi komunitas di Amerika mulai berkembang sejak tahun 1955, ketika diumumkan undang-undang tentang pengembangan konsep kesehatan mental komunitas untuk mengurangi jumlah rumah sakit jiwa.

Pada tahun 1963, Kennedy Bill mengemukakan sistem komprehensif dalam layanan kesehatan mental yakni melakukan deteksi dini dari gangguan kesehatan mental sehingga diharapkan dapat menurunkan jumlah penderita yang dimasukkan ke rumah sakit jiwa.

Tahun 1965 dianggap sebagai kelahiran psikologi komunitas. Pada saat itu diadakan konferensi di Massachusetts di mana para psikolog membahas masa depan dan peran kesehatan mental, dan tak lama berselang terbentuk psikologi komunitas (Community Psychology) dalam American Psychological Association (APA).

Pengertian Psikologi Komunitas

Pengertian Psikologi Komunitas
Ilustrasi (pexels.com)

Psikologi komunitas adalah suatu pendekatan terhadap kesehatan mental yang menekankan pada peran daya lingkungan dalam menciptakan dan mengurangi masalah.

Inti dari psikologi komunitas adalah interaksi orang atau individu dengan lingkungannya, mengidentifikasi peran dan daya lingkungan yang dapat menciptakan serta mengurangi masalah individu, kemudian memusatkan diri pada pemberdayaan individu dan kelompok individu untuk lebih dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi.

Heller dan Monahan (Korchin, 1976) menjelaskan psikologi komunitas sebagai aplikasi prinsip-prinsip tingkah laku untuk mengerti dan memecahkan bermacam masalah dan bermacam situasi komunitas.

Psikologi komunitas mengutamakan pada aspek-aspek psikologi dari sistem sosial dan aspek pencegahan sebagai pokok bahasan dalam psikologi komunitas (Sunberg dkk, 2002).

Zax dan Specter (dalam Phares, 1992) mengartikan psikologi komunitas sebagai suatu pendekatan dalam bidang kesehatan mental yang mengutamakan peran lingkungan dalam menimbulkan dan mengurangi masalah-masalah manusia atau peningkatan kesejahteraan manusia.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi komunitas adalah salah satu cabang psikologi yang membahas bagaimana peran dan daya lingkungan yang dapat menciptakan serta mengurangi masalah individu.

Rapaport mengemukakan bahwa perspektif dari psikologi komunitas memberikan perhatian pada tiga hal utama yakni:

1. Pengembangan sumber daya individu;

2. Aktivitas politik;

3. Ilmu Pengetahuan.

Blomm mengemukakan perbedaan antara layanan psikologi tradisional dengan layanan pendekatan kesehatan mental komunitas (community mental health) terletak pada:

1. Intervensi dalam komunitas;

2. Intervensi yang dilakukan dalam komunitas yang terbatas seperti hight risk population (populasi yang beresiko tinggi);

3. Penekanan pada pencegahan;

4. Promosi pelayanana tidak langsung, seperti mengadakan konsultasi dan pelatihan;

5. Pelaksanaan oleh ahli dari berbagai bidang ilmu dan awam.

Konsep yang sangat melekat pada pendekatan psikologi komunitas, yakni:

1. Pencegahan

Pencegahan dari gangguan psikologis bertujuan untuk menghemat biaya perawatan penderita. Sedangkan pencegahan itu sendiri terdiri dari tiga yakni pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Pencegahan primer adalah upaya melawan keadaan yang memungkinkan timbulnya gangguan sebelum gangguan itu terjadi. Pencegahan sekunder adalah usaha diagnosis dini atas suatu keadaan dan bertujuan agar dapat dilakukan terapi atau treatment pada tahap dini atau tahap awal gangguan.

Pencegahan teriser adalah upaya rehabilitas terhadap orang-orang yang memerlukan penyesuaian kembali karena penyakit atau trauma yang pernah dialaminya.

2. Pemberdayaan

Pemberdayaan bertujuan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah munculnya gangguan-gangguan psikologis. Pemberdayaan adalah upaya mencegah terbentuknya perasaan tak berdaya dan pasrah pada individu atau kelompok individu yang terkena suatu dampak perubahan lingkungan yang merugikan.

Misalnya korban pemerkosaan, penipuan, bencana dan lain-lain.

Fokus Psikologi Komunitas dalam Strategi Intervensi

Price dkk. (dalam Phares, 1992) mengemukakan perbandingan antara orientasi klinis dan orientasi komunitas dalam strategi intervensinya. Orientasi klinis memperhatikan bagaimana mengatasi defisit pada tingkat individual, organisasi dan komunitas. Pada tingkat individual orientasi klinis melakukan terapi somatic dan terapi tradisisonal.

Pada tingkat organisasi, orientasi klinis melakukan terapi kelompok, pendidikan khusus, dan pendidikan remedial pada kelompok rentan. Pada tingkat komunitas, orientasi klinis melakukan institusionalisasi atau memberikan fasilitas khusus bagi mereka yang mangalami disabilitas (buta, lumpuh, tuli, dan lainnya).

Orientasi komunitas mengutamakan peningkatan kompetensi. Pada tingkat individual, orientasi komunitas melakukan pelatihan keterampilan dan program pencegahan untuk orang-orang beresiko tinggi. Pada tingkat organisasi, orientasi komunitas melakukan pelatihan dan konsultasi untuk meningkatkan kompetensi berorganisasi para anggotanya.

Pada tingkat komunitas, orientasi komunitas menciptakan program pencegahan menyeluruh dalam masyarakat untuk mengurangi stres lingkungan dan maningkatkan keberdayaan penduduk.

Baca Juga: Pemberdayaan Komunitas Masyarakat Terpencil

Metode-metode Intervensi dan Perubahan dalam Psikologi Komunitas

Metode intervensi dan perubahan dalam pendekatan komunitas meliputi (Korchin, 1976):

1. Konsultasi; yaitu mengajak orang-orang yang mempunyai peran besar dalam masyarakat seperti guru, tokoh masyarakat dan atau tokoh agama untuk membantu membahas dan membantu mengatasi masalah kesehtan masyarakat.

Dengan cara tersebut peluang masyarakat yang terjangkau intervensi akan lebih banyak dibandingkan bila intervensi hanya dilakukan oleh tenaga professional saja.

2. Mengadakan layanan masyarakat (community lodge); sebagai pengganti layanan rumah sakit, tempat penitipan sementara bagi penderita gangguan jiwa menahun.

3. Intervensi krisis (crisis intervention); misalnya memberikan bantuan dan dukungan kapada orang-orang yang mengalami keadaan stres akut agar mereka terhindar dari gangguan yang lebih parah. Mendirikan pusat-pusat intervensi krisis yang berdekatan dengan penderita dan memberikan layanan langsung.

4. Intervensi pada usia dini; hal ini banyak dilakukan di Indonesia yang dimulai sekitar tahun 1975 hingga sekarang. Program yang dijalankan antara lain program ibu bayi dan balita, penyuluhan gizi dan kesehatan, imunisasi, dan lain sebagainya.

5. Pengembangan; berbagai program pelatihan upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan membuat tulisan-tulisan singakt tentang upaya-upaya yang cepat untuk mengatasi berbagai keadaan yang darurat psikologisnya, misalnya mangatasi kecemasan dan megatasi stres.

Baca Juga: Pembangunan dan Perubahan Komunitas

Tujuan Psikologi Komunitas

Area psikologi komunitas terbentuk pada membantu atau meningkatkan kemampuan individu yang powerless terhadap komunitas sosialnya misalnya kalangan minoritas, dan kemampuan individu untuk dapat mengambil kendali atas lingkungan dan kehidupan mereka.

Hal tersebut sangat diperlukan karena pada gilirannya akan membantu perkembangan individu dalam mengembangkan psychological sense of community.

Psikologi komunitas memiliki berbagai pendekatan kearah perubahan sistem sosial:

1. Mengenalkan pertumbuhan dan pengembangan individu serta mencegah munculnya suatu permasalahan kesehatan mental dan sosial.

2. Membuat suatu format intervensi yang sesuai dan cepat pada saat mana intervensi tersebut sangat diperlukan.

3. Memungkinkan mereka yang telah bermasalah untuk hidup dengan baik dan mendapat dukungan dari komunitasnya, dan lebih baik lagi bisa tinggal di tempat yang menerima kondisinya.

Sebagai contoh, psikologi komunitas mungkin dapat memberi intervensi terhadap individu dengan cara:

1. Menciptakan dan mengevaluasi arah kebijakan dan program yang membantu masyarakat mengontrol tekanan yang muncul dari aspek dan lingkungan organisatoris yang memunculkan permasalahan.

2. Menilai kebutuhan suatu masyarakat dan memberi arahan anggotanya bagaimana cara mengenali suatu masalah yang masih permulaan dan menghadapi permasalahan yang sudah muncul dan besar.

3. Belajar dan menerapkan jalan yang lebih efektif dan menyesuaikan dengan populasi untuk hidup secara lebih produktif dalam tedensi masyarakat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pendekatan komunitas:

1. Pendekatan komunitas menekankan kepada efek dari dukungan sosial dan tekanan sosial masyarakat serta tindakan preventif dan self-help.

2. Pemberdayaan lokal dan pentingnya keanekaragaman dan relatifitas budaya.

3. Menekankan kepada masyarakat, kekmampuan dan kekuatan pribadi sebagai counter terhadap penyakit dan kelemahan.

4. Perspektif komunitas menekankan pada fungsi riset tidak hanya sebagai pengembangan teori tetapi juga untuk kebijakan dan evaluasi program analisis, dan kehadirannya secara implisit dan berharga bagi pengembangan kesejahteraan masyarakat dan juga ilmu pengetahuan.

Pada intinya pendekatan komunitas tidak meletakkan gangguan di dalam individu yang terganggu dan juga tidak secara totalitas menyalahkan lingkungan akan tetapi fokusnya kepada interaksi orang dengan lingkungan.

Mengidentifikasikan peran dan daya lingkungan yang dapat menciptakan atau mengurangi masalah individu dan kemudian memusatkan diri pada pemberdayaan individu dan kelompok individu untuk lebih dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya

Baca Juga: Sumber Pemberdayaan Masyarakat

Bentuk Peran Nyata dari Psikologi Komunitas 

1. Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisa masalah-masalah komunitas, melakukan penelitian mengenai sikap-sikap masyarakat, mengevaluasi program-program sosial tertentu.

2. Berpartisipasi dalam merancang atau membuat pola-pola pelayanan sosial serta memberikan evaluasi terhadap program tersebut.

3. Secara profesional berpartisipasi aktif dalam program gerakan-gerakan sosial bagi pengembangan masyarakat, termasuk juga merancang lingkungan sosial yang dapat memperkecil kesulitan-kesulitan penyesuaian dan memperluas kesempatan pengembangan pribadi di lingkungan sosial tersebut.

Model dan Proses Psikologi Komunitas

Di sini akan dipaparkan sedikit bagaimana sudut pandang psikologi komunitas dalam melihat atau menganalisis dan melakukan pendekatan terhadap permasalahan psikologi pada diri individu.

Sebagai ilustrasi, ahli psikologi mengatakan gangguan jiwa disebabkan oleh fenomena intra psikis (interaksi yang terjadi di antara aspek-aspek psikis). Ahli psikoanalisis mengatakan terdapat tiga struktur kepribadian pada individu: id, ego dan superego. Menurut pandangan psikoanalisis timbulnya permasalahan kejiwaan dikarenakan adanya ketidakseimbangan di tiga struktur kepribadian tersebut.

Misalnya, psikopat dikatakan sebagai gangguan kepribadian yang berat dengan ciri perkembangan superego yang terhambat, fungsi ego baik dan id yang normal. Tapi dilihat dari sudut pandang psikologi komunitas, muculnya gangguan ini merupakan produk dari interaksi antara individu dengan lingkungan sosialnya.

Dalam menganalisis kedudukan individu dalam komunitasnya, psikologi komunitas menggunakan dua titik tolak:

1. Individu sebagai agen (tokoh; pelaku) di dalam kehidupan komunitasnya. Dalam hal ini komunitas berfungsi sebagai:

- Arena atau tempat munculnya tingkah laku.

- Tempat individu berinteraksi dan merupakan lingkungan yang dapat mendukung atau menghambat individu..

Contoh: Individu yang cerdas, tidak akan berkembang pada lingkungan sosial yang tidak mendukungnya, dan tidak memiliki fasilitas pendukung. Tapi individu ini akan berkembang jika berada di lingkugan sosial yang mendukung dan memiliki fasilitas yang memadai.

2. Individu dipandang sebagai objek dari kehidupan komunitasnya. Di sini fungsi komunitas sebagai sarana atau media untuk terjadinya perubahan-perubahan kualitas dari individu.

Contoh: suatu daerah yang terpencil, mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan perkembangan zaman, menjadi daerah yang ramai dan pesat. Secara langsung akan mengubah perilaku individu-individu yang ada di dalamnya.

Proses psikologi komunitas merupakan konteks (ruang lingkup) untuk menerapkan model-model psikologi komunitas. Istilah model digunakan untuk merujuk pada suatu penyajian struktur dan fungsi (dalam hal ini permasalahan komunitas).

Dalam masalah-masalah komunitas, psikologi komunitas menerapkan model:

1. Model Kesehatan Mental (The Mental Health Model)

Model ini beranggapan bahwa mencegah terjadinya gangguan mental akan lebih efektif daripada mengobati. Model kesehatan mental lebih menekankan pada pendekatan preventif.

2. Model Organisasi (The Organization Model)

Model ini didasarkan pada penelitian-penelitian sosial, terutama penelitian yang menelaah mengenai pengaruh kondisi atau organisasi atau sistem organisasi pada sistem sosial terhadap kelompok. Misalnya pengaruh gaya kepemimpinan.

Model ini beranggapan bahwa manajemen atau pengelolaan bertanggung jawab untuk mengorganisir elemen-elemen dalam kelompok; seperti: uang, materi atau benda, alat-alat, manusia yang bertujuan untuk mendapatkan profit.

Dalam hubungannya dengan manusia, proses ini bertujuan untuk mengarahkan usaha-usaha memotivasi dan mengontrol tindakan serta mengontrol perilaku agar sesuai dengan tujuan. Tanpa adanya intervensi dari manajemen, manusia akan menjadi pasif dan tidak responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan kelompok.

3. Model Tindakan Sosial (The Social Action Model)

Model ini menggunakan pendekatan dengan berpartisipasi langsung terhadap kondisi yang menyebabkan timbulnya gangguan atau masalah di dalam masyarakat.

Misalnya: mengatasi masalah kemiskinan, caranya dengan memobilisasi dan mengkoordinasikan sumber-sumber yang ada dalam komuniti, keterlibatan secara langsung dalam mengatasi kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan usaha-usaha wiraswasta, memberikan pinjaman atau kredit untuk modal usaha.

4. Model Ekologi (The Ecological Model)

Model ini dipegaruhi oleh teori Kurt Lewin yang menekankan pada saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan. Model ini beranggapan bahwa prinsip-prinsip ekologi dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul serta untuk menciptakan proses-proses intervensi yang dibutuhkan.

Posting Komentar untuk "Psikologi Komunitas: Sejarah, Pengertian, Tujuan, Strategi dan Model Intervensi"