Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Berorganisasi

Initentangpsikologi.com - Keputusan (decision) adalah suatu pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting di antara keduanya.

Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Berorganisasi
Ilustrasi (pexels.com/Sora Shimazaki)

McKenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, entah pada tingkat perorangan atau kolektif.

McGrew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktivitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.

Dalam hubungannya dengan aktivitas kerja sama kelompok atau organisasi di mana ada pimpinan dan bawahan, maka aktivitas pengambilan keputusan merupakan tugas utama dari pimpinan.

Dalam hal ini ada yang berpendapat, bahwa pengambilan keputusan adalah inti dari kepemimpinan dan inti dari pengambilan keputusan adalah hubungan manusia atau sebaliknya, disebut pengambilan keputusan adalah inti dari hubungan manusia.

Harold Koontz (1989) mengatakan, management is decision making. Apa pun yang menjadi pendapat orang, baik yang mengatakan inti dari manajemen adalah pengambilan keputusan, inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan, inti dari hubungan manusia adalah pengambilan keputusan.

Maka hal yang tidak dapat dipungkiri ialah, bahwa pengambilan keputusan merupakan satu dimensi kegiatan dan lingkup studi Ilmu Administrasi. Ini berarti, bahwa dalam setiap kerja sama organisasi selalu berlangsung atau dilakukan aktivitas pengambilan keputusan (decision making).

Baca Juga: Aspek-aspek dan Contoh Penerapan Resiliensi

Definisi Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Berorganisasi

Salusu dalam buku Mesiono (2014:153) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses memilih suatu alternative cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi.

Chester Barnard dalam The Functions of the Exec memberikan juga analisis tentang pengambilan keputusan, ia menjelaskan pengambilan keputusan merupakan teknik untuk mempersempit pilihan.

Rivai dan Mulyadi menjelaskan pengambilan keputusan adalah seperangkat langkah yang diambil individu atau kelompok dalam memecahkan masalah.

Dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan dipahami sebagai proses menentukan satu pilihan dari beberapa alternative sebagai upaya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi, yang tentunya juga memiliki risiko.

Pengambilan keputusan menjadi penting untuk dilakukan oleh organisasi. Karena pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi terhadap suatu masalah, dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternative dalam menyelesaikan masalah.

Hobert A. Simon mengkonseptualisasikan pengambilan keputusan dalam tiga tahap utama:

1. Aktivitas inteligensi; merupakan tahap awal penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.

2. Aktivitas desain; pada tahap ini terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.

3. Aktivitas memilih; pada tahap terakhir ini terjadi tindakan memilih yang sebenarnya dari opsi yang tersedia.

Baca Juga: Bentuk Intervensi dalam Psikologi

Menurut Rivai dan Mulyadi (2012:256) proses pengambilan keputusan sebagai berikut: 

(1) Suatu masalah dikenali, (2) Tujuan dan sasaran hasil dibentuk/mapan, (3) Semua alternatif yang mungkin dihasilkan,  (4) Konsekuensi dari tiap alternatif dipertimbangkan, (5) semua alternatif dievaluasi, (6) Alternatif yang terbaik adalah satu yang memaksimalkan sasaran hasil dan tujuan, (7) Akhirnya, keputusan diterapkan dan dievaluasi.

Sedangkan Ivancevich, dkk (2006: 161) mengemukakan ada 9 proses pengambilan keputusan rasional yaitu: (1) Penetapan terget dan tujuan spesifik serta pengukuran hasil, (2) Identifikasi dan definisi masalah, (3) Penetapan prioritas, (4) Mempertimbangkan penyebab masalah, (5) Pengembangan solusi alternatif, (6) Evaluasi terhadap seluruh alternatif solusi, (7) Memilih solusi, (8) Implementasi, (9) Tindak lanjut.

Menurut Rivai dan Mulyadi (2012: 238) model pengambilan keputusan rasional didasarkan atas asumsi yaitu: (a) kejalasan masalah dan tidak mendua, (b) pilihan-pilihan diketahui yaitu semua kriteria dapat didefinisikan dan disadari konsekuensinya, (c) pilihan yang jelas yaitu kriteria dan alternatif dapat diperingatkan dan ditimbang akan arti pentingnya, (d) pilihan yang konstan, (e) tidak ada batasan waktu atau biaya, dan (f) pelunasan maksimal yaitu pengambilan keputusan rasional akan memilih alternatif yang menghasilkan nilai yang dirasakan paling tinggi.

 

Referensi Bacaan:

Kusnadi, D. (2017). Pengambilan keputusan dalam perilaku organisasi. Jurnal Ilmiah. Universitas Batanghari Jambi, 15(2), 52-62.

Chaezinul, M Ulum. (2016). PERILAKU OGANISASI: Menuju Orientasi Pemberdayaan. UB Press: Jl. Veteran 10-11 Malang 65145 Indonesia.

Eka Putra Bayu. (2019). Implementasi Teknik Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Pendidikan di Sekolah. Universitas Negeri Padang Indonesia.

Posting Komentar untuk "Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Berorganisasi"