Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bentuk-bentuk dan Pendekatan Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Berorganisasi

Initentangpsikologi.com - Metode dalam pengambilan keputusan dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat, apakah sudah baik atau belum.

Metode Pengambilan Keputusan
Ilustrasi (pexels.com)

Metode Pengambilan Keputusan

Ada beberapa metode pengambilan keputusan. Stephen P. Robbins mengajukan beberapa metode dalam pengambilan keputusan, yakni sebagai berikut:

a. Decision by authority without group discussion. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin tanpa meminta pendapat dari anggotanya terlebih dahulu.

b. Decision by expert. Pengambilan keputusan diserahkan pada satu orang atau beberapa orang yang dianggap sudah ahli.

c. Decision by averaging individual’s opinion. Pengambilan keputusan dilakukan melalui pendapat anggota secara umum mengenai satu permasalahan.

d. Decision by authority after group discussion. Pengambilan keputusan dilakukan oleh pemimpin setelah melakukan diskusi dengan anggotanya.

e. Decision by majority vote. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara meminta semua anggota untuk menyatakan setuju atau tidak terhadap sesuatu.

Baca Juga: Pengambillan Keputusan dalam Perilaku Berorganisasi

Pendekatan Pengambilan Keputusan

Secara umum ada dua pendekatan pengambilan keputusan yang berasal dari asumsi yang berbeda, yaitu pendekatan normatif-rasional dan pendekatan deskriptif.

a. Pendekatatan Normatif-Rasional

Sebagian ilmuwan organisasi melihat keputusan yang rasional sebagai keputusan yang memaksimalkan pencapaian tujuan, baik tujuan seseorang, kelompok, atau seluruh organisasi. Seorang pembuat keputusan yang rasional akan berupaya untuk memaksimalkan keuntungannya dalam mencari solusi masalah yang optimal.

Agar hal tersebut terjadi, pembuat keputusan harus memiliki informasi yang lengkap dan sempurna dan dapat memproses semua informasi dalam metode akurat dan tidak bias. Dalam banyak hal, keputusan rasional mengikuti langkah-langkah sama seperti dalam pola umum untuk membuat keputusan.

Namun, apa yang membuat pendekatan rasional menjadi khusus adalah bahwa ia merupakan pendekatan bagi pembuat keputusan untuk mengenali semua alternatif, dan dengan akurat benar-benar mengevaluasi setiap tahap atau langkah. Hal ini harus dilakukan oleh pengambil keputusan yang mencoba untuk membuat keputusan yang optimal.

Berdasarkan asumsi bahwa orang memiliki akses ke informasi yang lengkap dan sempurna lalu menggunakannya untuk membuat keputusan sempurna, maka pendekatan ini terkait dengan bagaimana para pengambil keputusan idealnya harus berperilaku sehingga membuat keputusan terbaik.

Hal ini masih belum menunjukkan bagaimana para pembuat keputusan sebenarnya berperilaku dalam dinamika situasi.

b. Pendekatan Deskriptif

Pengambilan keputusan yang deskriptif menjelaskan bagaimana orang benar-benar membuat keputusan dalam organisasi. Pada umumnya orang tidak (selalu) bertindak dengan cara yang sepenuhnya rasional. Konseptualisasi ini mengakui bahwa para pengambil keputusan mungkin memiliki pandangan terbatas dari masalah yang dihadapi.

Jumlah solusi yang dapat dipertimbangkan atau dilaksanakan dibatasi oleh kemampuan dari pembuat keputusan dan sumber daya yang tersedia dari organisasi. Oleh karena pengambil keputusan tidak memiliki informasi yang benar-benar sempurna tentang konsekuensi dari suatu keputusan, maka mereka tidak dapat menilai mana yang terbaik.

Bagaimana keputusan yang dibuat sesuai dengan pendekatan deskriptif? Alih-alih mempertimbangkan semua solusi yang mungkin, seperti yang disarankan oleh pendekatan sebelumnya, pendekatan ini mengakui bahwa para pengambil keputusan mempertimbangkan solusi yang tersedia. Kemudian, mereka memutuskan suatu alternatif yang memenuhi kriteria untuk dapat diterima.

Dengan demikian, pembuat keputusan memilih solusi yang mungkin hanya cukup baik, meskipun tidak optimal. Keputusan seperti ini disebut sebagai keputusan yang memuaskan. Tentu saja, membuat keputusan yang memuaskan lebih mudah daripada membuat keputusan yang optimal.

Dalam banyak situasi, keputusan yang memuaskan dapat diterima dan lebih mungkin dilakukan ketimbang keputusan yang optimal. Seringkali tidak praktis untuk membuat keputusan rasional yang benar-benar optimal.

Pendekatan deskriptif mengakui batas-batas di mana sebagian besar pengambil keputusan organisasi harus beroperasi, apa yang dikenal sebagai batas rasionalitas. Sebenarnya hal ini lebih baik daripada pendekatan normatif, menggambarkan bagaimana sebenarnya pembuat keputusan berperilaku.

Batasan yang ditimbulkan oleh kemampuan bawaan dari pengambil keputusan sendiri dan lingkungan sosial dimana keputusan sering dibuat biasanya menghalangi keputusan yang “sempurna”.

 

Referensi Bacaan:

Kusnadi, D. (2017). Pengambilan keputusan dalam perilaku organisasi. Jurnal Ilmiah. Universitas Batanghari Jambi, 15 (2), 52-62.

Chaezinul M. Ulum. (2016). PERILAKU OGANISASI: Menuju Orientasi Pemberdayaan. UB Press: Malang.

Eka Putra Bayu. (2019). Implementasi Teknik Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Pendidikan di Sekolah. Universitas Negeri Padang Indonesia.

Posting Komentar untuk "Bentuk-bentuk dan Pendekatan Pengambilan Keputusan dalam Perilaku Berorganisasi"