Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kegiatan Bermain Pada Anak dengan Kebutuhan Khusus

Initentangpsikologi.com - Bermain bagi anak berkebutuhan khusus membutuhkan pengaturan lingkungan secara khusus pula, sehingga mereka dapat melakukan kegiatan bermainnya secara efektif.

Kegiatan Bermain Pada Anak dengan Kebutuhan Khusus
Ilustrasi (pexels.com/RODNAE Productions)

Misalnya, seorang anak yang menggunakan kursi roda tidak akan mampu bermain balok apabila balok tersebut diletakkan di lantai. Anak yang buta tidak akan mudah mengenal permukaan alat mainannya, kemudian anak dengan gangguan pendengaran membutuhkan bantuan dalam berkomunikasi.

Anak yang perkembangannya lambat, pada umumnya akan bermain seperti anak yang usianya lebih muda, mereka biasanya tidak mampu bermain sesama anak lain, juga tidak mampu memainkan kegiatan bermain yang menggunakan aturan tertentu.

Beberapa anak bahkan perlu bimbingan khusus dalam keterampilan bermain, mereka mungkin tidak memilki keterampilan sosial dalam melakukan kegiatan bermain dengan teman-teman mereka.

Meskipun begitu, anak yang perkembangannya terlambat masih dapat dilatih untuk melakukan keterampilan bermain tertentu yang diperuntukkan bagi anak di bawah usiannya.

Anak yang cemerlang kecerdasannya juga membutuhkan perencanaan khusus sehingga dapat memperoleh pengalaman yang optimal. Anak yang cemerlang biasanya perkembangan sosial dan kecerdasannya itu di atas kemampuan rata-rata.

Perencanaan tersebut perlu dilaksanakan karena dalam kegiatan sehari-hari, anak cemerlang harus bermain dengan anak yang tingkat kecerdasannya seperti yang dimiliki oleh anak kebanyakan pada umumnya.

Kegiatan Bermain Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Kegiatan Bermain Pada Anak dengan Kebutuhan Khusus
Ilustrasi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Berikut adalah jenis mainan yang cocok untuk mendorong perkembangan anak berkebutuhan khusus, diantaranya:

a) Puzzle

Bermain puzzle merupakan cara mudah dan menyenangkan untuk melatih fungsi kognitif anak.

b) Balok susun

Ini merupakan permainan dasar yang dikenal luas untuk merangsang pertumbuhan anak, terutama kreativitas, kemampuan berpikir secara runtut, serta keluwesan bersosialisasi.

c) Menggambar dan mewarnai

Kedua permainan ini merupakan cara ampuh untuk mengenalkan perbedaan warna pada anak serta melatih kemampuan motorik halusnya.

d) Kartu bergambar (flash card)

Permainan ini memiliki manfaat dalam merangsang daya ingat anak untuk mengenal angka, huruf, hewan, bunga, bagian tubuh atau hal yang lainnya.

e) Lilin mainan/plastisin

Permainan ini termasuk mainan edukasi yang membantu gerak motorik anak agar berkembang dengan baik serta merangsang daya imajinasi dan kreativitas anak.

f) Lego

Bermain lego akan mengajar anak untuk berkreasi membangun suatu bangunan dan bentuk. Tidak hanya itu, lego juga membantu melatih koordinasi antara mata dan tangan serta meningkatkan daya konsentrasi anak.

g) Boneka atau bantal yang lembut

Anak dengan autisme mungkin harus berjuang untuk menenangkan diri ketika merasa tidak nyaman. Karena itu, boneka empuk dengan bulu yang sangat lembut bisa menemani dan membantu mengendalikan emosi si kecil saat tantrum.

Pasalnya, anak dengan autisme biasanya memiliki indra peraba yang sangat peka. Boneka atau bantal dengan bentuk yang menarik seperti dinosaurus, gajah, atau beruang juga bisa melatih anak untuk berimajinasi.

Ruang lingkup terapi bermain anak autis dirumuskan berdasarkan karakteristik anak, tujuan maupun sasaran, yaitu:

a) Bermain yang berkaitan dengan latihan sensorik motorik; latihan pengembangan fungsi  mata, telinga, dan latihan otot, seperti dokter-dokteran, plastisin.

b) Bermain untuk mengembangkan imajinasi, kreasi, ekspresi, memupuk kekuatan otot, melatih memecahkan masalah, dan menimbulkan rasa percaya diri, seperti latihan memasang-bongkar puzzle, mewarnai gambar.

c) Ragam latihan terapi bermain lainnya, yaitu sensorik-motorik: berjalan pada tali, menendang bola, melempar bola, membuat menara dari balok.

d) Bermain simbol: permainan mendaki, naik turun tangga, melukis jari.

e) Pengembangan komunikasi dan sosialisasi: bermain di bak pasir.

 

Penulis: Najma Bintan Salsala (1707016031)

Posting Komentar untuk "Kegiatan Bermain Pada Anak dengan Kebutuhan Khusus"