Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Lingkungan: Keterlibatan Orang Tua dalam Kegiatan Bermain Anak

Initentangpsikologi.com - Anak adalah makhluk sosial dan memiliki potensi sosial yang dibawanya sejak lahir. Dengan potensi itu anak sudah mulai menunjukkan keinginannya untuk berhubungan dengan orang lain. 

Memasuki usia prasekolah anak mulai mengenal lingkungan baru yang keberadaannya jauh lebih kompleks dibandingkan dengan lingkungan keluarga. Ini artinya faktor yang mendasar dalam perkembangan dan pendidikan anak yang terpenting adalah lingkungan keluarga.

Keterlibatan Orang Tua dalam Kegiatan Bermain Anak
(pexels.com)

Keluarga terutama orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak agar anak memiliki kepribadian baik. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, baik ditinjau dari sudut urutan waktu maupun dari sudut intensitas dan tanggung jawab pendidikan yang berlangsung dalam keluarga.

Oleh karena itu pendidikan keluarga akan sangat menentukan proses pendidikan dalam diri seseorang untuk menjalani pendidikan selanjutnya.

Seperti yang dinyatakan oleh Sudjana (2004:67) bahwa pendidikan keluarga (Family Life Education) muncul dalam dunia pendidikan yang didasarkan atas dua fenomena kehidupan masyarakat, kedua keadaan dan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar berpengaruh pula terhadap kehidupan keluarga.

Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga merupakan “pusat pendidikan” yang pertama dan yang terpenting, karena timbulnya adab kemanusiaan sejak dulu sampai kini, keluarga selalu mempengaruhi perkembangan budi pekerti tiap-tiap manusia. Di samping itu orang tua dapat menanamkan benih kebatinan yang sesuai dengan kebatinannya sendiri ke dalam jiwa anak-anaknya.

Baca Juga: Peran Lingkungan - Tempat Tinggal dalam Kegiatan Bermain

Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan keluarga adalah proses transformasi perilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat.

Karena keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilaku yang penting bagi kehidupan pribadi keluarga dan masyarakat.

Peran orang tua sangat penting dalam menentukan aktivitas kegiatan bermain anak, hendaknya orang tua mampu membimbing anak saat bermain agar berada dalam dunianya itu secara aman dan nyaman. 

Orangtua dapat memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk memilih permainnanya sendiri serta teman-teman sepermainannya, tetapi orangtua tetap bertanggung jawab untuk mengawasinya.

Dalam hal ini orangtua tetap menjamin agar pilihan anak tersebut tepat, sehingga teman-teman dan sahabatnya memberikan angin segar dan pengaruh yang sehat bagi pertumbuhan ke arah kedewasaan.

Orang tua sebagai pemimpin dalam keluarga memiliki kedudukan yang sangat vital terhadap pembentukan dan perkembangan kepribadian anak. Erikson (Zahara Idris dan Lisma Jamal, 1992:85) menyebutkan bahwa: 

“Perasaan aman hidup di dunia ini hanya mungkin dipunyai anak apabila sejak lahir ia diliputi oleh suasana cinta kasih serta diterima oleh ibunya dengan kegembiraan dan keikhlasan”.

Berdasarkan pada hal tersebut, maka orang tua mempunyai peranan terhadap pendidikan anak. Peranan tersebut antara lain menurut Zahar Idris dan Lisma Jamal (1992:84-86) adalah sebagai berikut :

a) Menurunkan sifat biologis atau susunan anatomi melalui hereditas (besar badan atau bentuk tubuh, warna kulit atau warna mata), menurunkan susunan syaraf, kapasitas intelegensi, motor dan sensori equitmen.

b) Memberikan dasar-dasar pendidikan sikap dan keterampilan dasar seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan menanamkan kebisaaan-kebisaaan.

c) Pada masyarakat modern semakin dipentingkan peranan keluaraga untuk menanamkan nilai-nilai dan tingkah laku yang sesuai dengan yang dianjurkan di sekolah. Dengan kata lain, ada kontinuitas antara materi yang diajarkan dalam keluarga dengan materi yang diajarkan di sekolah.

Baca Juga: Teori Bermain Modern - Teori Psikoanalisa Menurut Freud dan Erikson

Orang tua memiliki peran paling besar untuk mempengaruhi anak pada saat anak peka terhadap pengaruh luar, serta mengajarnya selaras dengan temponya sendiri. 

Orang tua adalah sosok yang seharusnya paling mengenal kapan dan bagaimana anak dapat belajar sebaik-baiknya (Dwi Sunar, 2008:32). Dalam proses perkembangan anak, peran orang tua antara lain:

a) Mendampingi

Sebagian orang tua bekerja dan pulang ke rumah dalam keadaan lelah. Bahkan ada juga orang tua yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja, sehingga hanya memiliki sedikit waktu bertemu dan berkumpul dengan keluarga. 

Meskipun dengan waktu yang sedikit, namun orang tua bisa memberikan perhatian yang berkualitas dengan fokus menemani anak, seperti mendengarkan cerita, bercanda, atau bersanda gurau.

Karena hanya menyediakan fasilitas dan media bermain yang lengkap tidak menjamin anak merasa senang. Anak merupakan makhluk sosial yang memiliki kebutuhan sosial, yaitu berinteraksi dengan orang lain, mendapatkan perhatian serta kehangatan dari orang-orang yang ada di sekitarnya.   

b) Menjalin komunikasi

Menjalin komunikasi menjadi hal penting dalam hubungan orang tua dan anak karena komunikasi merupakan jembatan yang menghubungkan keinginan, harapan dan respon masing-masing pihak. Melalui komunikasi, orang tua dapat menyampaikan harapan, masukan dan dukungan pada anak.

Begitu pula sebaliknya anak dapat bercerita dan menyampaikan pendapatnya. Komunikasi yang diwarnai dengan keterbukaan, tujuan yang baik dapat membuat suasana yang hangat dan nyaman dalam kehidupan keluarga. Saat bermain, orang tua dan anak menjalin komunikasi dengan saling mendengarkan lewat cerita dan obrolan.   

c) Memberikan kesempatan

Orang tua perlu memberi kesempatan pada anak. Kesempatan dapat dimaknai sebagai suatu kepercayaan dari orangtua.

Tentunya kesempatan ini tidak hanya sekedar diberikan tanpa adanya pengarahan dan pengawasan, anak akan tumbuh menjadi sosok yang percaya diri apabila diberikan kesempatan untuk mencoba, mengekspresikan, mengeksplorasi dan mengambil keputusan. 

Kepercayaan merupakan unsur esensial sehingga arahan bimbingan dan bantuan yang diberikan orangtua kepada anak akan menyatu dan memudahkan anak menangkap maknanya (M. Sochib, 2000: 38).

d) Mengawasi

Pengawasan mutlak diberikan pada anak agar anak tetap dapat dikontrol dan diarahkan. Tentunya pengawasan yang dimaksud bukan berarti dengan memata-matai dan main curiga. Tetapi pengawasan yang dibangun dengan dasar komunikasi dan keterbukaan.

Orang tua perlu secara langsung dan tidak langsung untuk mengamati dengan siapa dan apa yang dilakukan anak, sehingga dapat meminimalisir dampak pengaruh negatif pada anak.

Dalam kegiatan bermain, tentunya jenis permainan perlu diperhatikan agar anak laki-laki tidak terlalu menonjol sisi maskulinnya (memiliki sikap keras), begitu pula anak perempuan tidak terlalu menonjol sisi feminitasnya (terlalu sensitif atau cengeng).

e) Mendorong atau memberikan motivasi

Memberikan motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan (Bimo Walgito, 2001: 220). Motivasi bisa muncul dari diri individu (internal) maupun dari luar individu (eksternal). Setiap individu merasa senang apabila diberikan penghargaan dan dukungan atau motivasi.

f) Mengarahkan

Orang tua memiliki posisi strategis dalam membantu agar anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri (M. Sochib, 2000 : 9).

Potensi seorang anak akan berkembang melalui pengalaman atau rangsangan yang diterimanya, tetapi tidak semua potensi itu dapat berkembang optimal tanpa pengalaman dan dia hanya akan mencari pengalaman tersebut bila menurutnya itu menyenangkan.

Kita tidak bisa memberi pelajaran pada anak-anak kita seperti di bangku sekolah terus-menerus mengingat usianya yang masih sangat muda (balita). Karena dalam usia ini masih banyak membutuhkan banyak rangsangan yang diperolehnya melalui bermain.

 

Penulis: Anis Nur Inayah

Posting Komentar untuk "Peran Lingkungan: Keterlibatan Orang Tua dalam Kegiatan Bermain Anak"