Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menghadapi Belajar Online Dimasa Pademi

Initentangpsikologi.com - Di era adaptasi kebiasaan baru sistem pendidikan pun harus bisa mengikutinya, penerapan pembelajaran online memiliki dampak psikologis bagi peserta didik. Dukungan dari orang tua, guru dan teman sangat dibutuhkan untuk menghindari stres pada siswa.

Secara psikologis, yang membuat siswa merasakan hal negatif adalah penguasaan materi mereka selama masa belajar online mengalami penurunan. Terutama pelajar yang paling terpengaruh selama belajar online karena faktor pendukung tidak ada (gadget atau laptop).

Faktor lainnya karena penyesuaian akademis mereka, interaksi sosial yang terbatas dan kemungkinan memerikan emosi negatif.

Pendampingan Belajar dilakukan Oleh Orang Tua

Menghadapi Belajar Online Dimasa Pademi
(pexels.com)

Sekolah ditutup, tetapi guru tetap memberikan pembelajaran yang harus diselesaikan di rumah, disebut pembelajaran online atau School From Home (SFH). Materi pembelajaran diberikan kepada orang tua, dan selama anak menyelesaikan tugasnya, orang tua diminta untuk mendampinginya.

Menyelesaikan semua tugas sesuai dengan yang diberikan oleh guru. Namun ketika tugas diberikan kepada anak, anak tersebut menunjukkan sikap tidak antusias dan malas. Apalagi saat anak belum memahami materi dari pelajaran tersebut.

Selain itu, ada kecenderungan anak semakin tidak memahami penjelasan yang disampaikan orang tua, karena hal itu bisa sangat berbeda dengan kebiasaan penjelasan guru kepada ang anak. Anak akan merasa cemas dan takut dimarahi oleh ibunya, dan Anak akan gagal karena dia tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Melihat reaksi anak tersebut, ibu menjadi mudah marah dan gelisah, karena jika tidak menyerahkan tugas anaknya, ia khawatir akan ditegur guru. Suasana belajar menjadi tidak nyaman bagi ibu penanggung jawab kepada gurunya dan anak yang harus menyelesaikan tugasnya.

Berada di rumah selama beberapa bulan dengan aktivitas terbatas dapat menimbulkan kecemasan dan ketidaknyamanan. Sehingga dikhawatirkan situasi ini akan menimbulkan ketidaksesuaian interaksi antara anak dengan ibu atau orang tua.

Masalah belajar online bukanlah masalah sederhana, karena hanya bisa dijalankan dengan belajar di rumah. Semua pihak perlu memahami peran dan fungsi masing-masing guru dan orang tua, dan kedua belah pihak perlu memahami kemampuan belajar anak.

Baca Juga: Stres Dampingi Anak Belajar di Rumah? Bisa Ikuti Program Pendampingan Belajar Gratis

Lalu bagaimana cara meghadapi belajar online?

Peran dan fungsi utama orang tua sebagai pendamping anak, yang bertugas mengontrol cara kerja dan cara berfikir anak, bukan membantu menyelesaikan tugasnya.

Biarkan anak melakukannya sendiri dulu. Jika metode yang digunakan anak tidak ada artinya, maka ibu harus bertanya kepada anak mengapa dilakukan seperti itu. Masalahnya adalah mencari tahu apa yang dipikirkan anak itu. Jadi ibu tidak langsung menyalahkan anaknya.

Setelah itu, ajari anak cara berpikir yang benar. Jika anak kesulitan memahami arti pertanyaan, ibu akan meminta anak untuk membaca ulang pertanyaan tersebut. Anak perlu belajar untuk menemukan pemahaman dari materi yang belum dipahami. Mulailah dengan anak membacakan pertanyaan, jika mereka tidak memahami pertanyaan tersebut, mereka perlu membuat catatan untuk menemukan arti dari pertanyaan tersebut. 

Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran mandiri untuk menumbuhkan keterampilan pemecahan masalah. Ibu perlu memercayai kemampuan anaknya, sehingga tidak perlu mengkhawatirkan kemampuan berpikir anaknya. Percaya bahwa anak memiliki kemampuan nalar dan kemampuan berpikir, maka energi mental akan meningkat, energi tersebut dapat digunakan untuk memuaskan diri sendiri.

Kepuasan yang diperoleh melalui pembelajaran yang berhasil akan mengembangkan motivasi.

 

Penulis: Khofifah Maulidina Inayah

Posting Komentar untuk "Menghadapi Belajar Online Dimasa Pademi"